Tuesday, 29 September 2015

MAKALAH PERANCANGAN SISTEM KERJA ( PSK )



BAB  I

PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang perancangan sistem kerja, tidak lepas dari dua nama,yaitu F.W. Taylor dan F.B. Gilbreth, dua orang yang mengawali pengembangan ilmu tentang Perancangan Sistem Kerja. Memang dari penelitian merekalah, walaupun tidak dilakukan bersama-sama, yang dikemudian hari sampai sekarang digabungkan sebagai suatu kesatuandan dikenal sebagai perancangan sistem kerja atau methods engineering 
Peta-peta kerja merupakan alat sistematis yang sistematis didalam mengumpulkan semua fakta berkenaan dengan sistem kerja yang diamati, sehingga dapat digunakan untuk mengkomunikasikan fakta-fakta tersebutkepada orang lain. Oleh karena itu, yang melatar belakangi praktikum ini adalah bagaimana pentingnya pembelajaran ilmu tentang perancangan sistem kerja dan ergonomi agar semua sistem kerja bekerja dengan baik.

1.2.       Tujuan Praktikum.

Adapun maksud dan tujuan praktikum yang dilakukan diantara lain:
a.    Melatih kemampuan Mahasiswa dalam memahami konsep operasi kerja dan mampu mementukan operasikerja. 
b.    Melatih kemampuan Mahasiswa dalam membuat peta rakit gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan bagian (sub assembly) kerakitan suatu produk.
c.    Melatih kemampuan Mahasiswa dalam membuat peta Proses Operasi (Operation Proses) merupakan diagram yang menggambarkan langkah-langkah yang akan dialami bahan baku dari urut-urutan dan pemeriksaan. Sejak dari awal proses sampai menjadi produk utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat beberapa informasi yang dibutuhkan.
d.   Melatih kemampuan Mahasiswa dalam memahami konsep Presedence diagram dan mampu membuat Presedence diagram.
e.    Melatih kemampuan Mahasiswa dalam membuat Data Flow Diagram (DFD) suatu diagram diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, terstruktur dan jelas.

1.3.       Manfaat Praktikum

Melatih kemampuan Mahasiswa dalam melakukan pengambilan data, menganalisa dan memahami konsep data dengan benar, serta mampu membuat peta operasi kerja dan melakukan operasi kerja dengan baik.

1.4.       Batasan Masalah.

Kajian yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah merancang stasiun kerja untuk perakitan stop kontak listrik. Input dari proses perakitan ini adalah komponen-komponen dari stop kontak listrik. Sedangkan outputnya adalah operasi kerja, stasiun kerja flow diagram, dan assembly chart.

1.5.       Sistematika Penulisan

BAB  I                        PENDAHULUAN
Berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Tujuan Praktikum, Manfaat Praktikum, Batasan Masalah dan Sistematika Penulisan.
BAB  II                                LANDASAN TEORI
Berisikan tentang Pengukuran Waktu, Peta kerja, dan Aspek-aspek Ergonomi dalam Perancangan Stasiun Kerja.
BAB  III         METODOLGI PENELITIAN
Berisikan tentang, Flowchart, Prosedur Praktikum, dan Penjelasan flow chart.
BAB  IV         PENGOLAHAN DATA
Berisikan tentang Daftar Komponen, Daftar Operasi Kerja, Assembly Chart , Pengolahan Data, dan Peta Proses Operasi.


BAB  V           ANALISIS
Berisikan tentang Analisis Operasi Kerja, Analisis Assembly Chart, Analisis Pengolahan Data, dan Analisis Peta Proses Operasi.
BAB  VI         KESIMPULAN DAN SARAN
Bersikan tentang Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




BAB II

LANDASAN TEORI

2.1         Pengukuran Waktu Kerja

Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dan dalam lingkungan kerja yang baik pada saat itudi perlukan seorang operator yang sudah terlatih dan “Qualified” sehingga dapat menentukan pengukuaran waktu kerja.
Jenis-jenis pengukuran waktu kerja :
a.    Langsung
1.    Pengukuran jam henti (Stopwatch time study)
2.    Sampling kerja (work sampling)
b.    Tak langsung
1.    Data waktu baku (standar data)
2.    Data waktu gerakan (predetermined time system)

Tabel 2.1. kekurangan dan kelebihan dalam pengukuran langsung dan tak langsung.
1.    Pengukuran langsung
2.    Pengukuran tidak langsung
Kelebihan :
a.   Praktis, mencatat waktu saja tanpa harus mengurangi pekerjaan ke dalam elemen pekerjaan tersebut.
Kelebihan :
a.    Waktu yang dibutuhkan relatif singkat, hanya mencatat elemen gerakan satu kali saja.
b.    Biaya yang dibutuhkan relatif murah.
Kekurangan :
a.    Dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk memperoleh data waktu yang banyak dengan tujuan untuk mendapatkan pengukuran yang lebih teliti dan akurat.
b.    Biaya yang dibutuhkan sangat mahal karena harus meninjau langsung ketempat dimana pekerjaan pengukuran berlangsung.
Kekurangan :
a.    Belum adanya data waktu gerakan yang berupa 3 able, waktu gerakan yang menyeluruh dan rinci.
b.    Dibutuhkan ketelitian yang sangat tinggi untuk seorang pengamat pekerjaan karena akan mempengaruhi terhadap hasil perhitungannya.
c.    Data waktu gerakan harus di sesuaikan dengan kondisi pekerjaan di pabrik.
Sumber :  Diolah oleh penulis (2014)
Pengukuran waktu kerja merupakan suatu aktivitas untuk menentukan
waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Tujuan pengukuran waktu kerja adalah untuk mendapatkan waktu baku.
Waktu pengamatan adalah waktu pengamatan yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran waktu yang diperlukan seorang pekerja untuk menyelesaikan suatu aktivitas pekerjaan.
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengukur kerja, diantaranya :
a.    Sampling pekerjaan atau work sampling.
b.    Predetermined Motion Times.
c.    Studi waktu dengan jam henti atau Stopwatch Time Study.
Pada penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan waktu
adalah dengan menggunakan metode jam henti (Stopwatch) dan untuk jumlah sampelnya menggunakan metode sampling. Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19.
Metode ini baik diaplikasikan untuk pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang. Terdapat tiga metode jam henti yang digunakan untuk mengukur elemen kerja :
a.    Continuous Timing
                   Pada metode ini stopwatch dijalankan terus menerus selama pengamatan Stopwatch baru akan dihentikan pada saat pengamatan selesai dilakukan dan pada akhir pengamatan waktu yang telah didapat dicatat. Selain itu untuk mendapatkan masing-masing waktu individu maka perlu dilakukan proses pengurangan.
b.    Repetitive Timing
                   Untuk metode ini cara menggunakan stopwatch, stopwatch ini dibaca secara simultan dan angka pada stopwatch dikembalikan ke angka nol setelah setiap proses selesai. Metode ini dapat dilakukan pencatatan langsung tanpa perlu mengurangi waktu.
c.    Accumulative Timing
                   Pada metode ini cara menggunakan stopwatch melibatkan dua atau lebih stopwatch, hal ini dikarenakan metode yang digunakan yaitu ketika stopwatch yang pertama berhenti kemudian stopwatch yang kedua mulai dijalankan dan ketika stopwatch yang kedua berhenti maka stopwatch yang ketiga dijalankan.

                   Beberapa Kategori Waktu :

a.    Waktu pengamatan (Waktu Siklus)
Waktu pengamatan merupakan waktu yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran waktu yang diperlukan oleh pekerja untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung waktu siklus :
 =
Dengan:
  = mean/rata-rata
n   = banyak data
xi  = nilai data ke-i     
b.    Waktu Normal
Waktu yang diperlukan pekerja untuk menyelesaikan suatu aktivitas di bawah kondisi kerja yang normal. Waktu normal di sini tidak termasuk waktu longgar yang diperlukan untuk melepas lelah (fatique) ataupun kebutuhan seorang pekerja (personal needs). Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung waktu normal :
Waktu Normal (WN) = Waktu Siklus x Performans Rating (%)
c.    Standard Time (Waktu Baku)
Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku ini sudah mencakup kelonggaran waktu (allowance time), waktu kelonggaran merupakan kelonggaran yang diberikan untuk menghilangkan rasa fatique dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang harus diselesaikan. Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung waktubaku :
Waktu Baku = Waktu Normal + (Allowance (%) x Waktu Normal)

2.2     Peta Kerja

Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas. Melalui peta kerja ini juga kita bisa mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Contoh informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja, terutama dalam suatu proses produksi, yaitu: jumlah benda kerja yang harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahan-bahan khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus disediakan, dan sebagainya.
Jadi peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi). Lewat peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin, pemerikasaan dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap. Apabila kita melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilakasanakan.
Perbaikan yang mungkin dilakukan, antara lain: kita bisa menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu, menggabungkan suatu operasi dengan operasi lainnya, menemukan suatu urutan-urutan kerja atau proses produksi yang lebih baik, menentukan mesin yang lebih ekonomis, menghilangkan waktu menunggu antar operasi dan sebagainya.
Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian, peta ini merupakan alat yang baik untuk menganalisis suatu pekerjaan sehingga mempermudah perencanaan perbaikan kerja.
Berdasrkan jenis kegiatannya peta kerja di bagi menjadi dua kelompok, berikut ini adalah pembagian kelompok peta kerja berdasarkan jenis kegiatannya yaitu :
a.    Peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan keseluruhan.
b.    Peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja setempat.
Dalam hal ini tentunya kita harus bisa membedakan antara kegiatan kerja keseluruhan dan kegiatan kerja setempat. Disebut keseluruhan bila melibatkan sebagian besar atau semua sistem kerja yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Sementara yang dimaksud dengan kegiatan kerja setempat, apabila hal itu menyangkut hanya satu sistem kerja saja yang biasanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Hubungan antara kedua macam kegiatan di atas terlihat bila mana satu sama lainnya saling berhubungan. Misalnya di suatu perusahaan perakitan yang mempunyai bermacam-macam mesin dalam berproduksi. Dalam hal kelancaran proses produksi secara keseluruhan akan sangat tergantung pada kelancaran setiap sistem kerja. Suatu hal yang bijaksana apabila dalam dalam perakitannya nanti, si pelaksana pertama-tama berusaha untuk memperbaiki atau menyempurnakan setiap sistem kerja yang ada sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu urutan kerja yang paling baik untuk saat itu, barulah kemudian menyempurnakan proses secara keseluruhan. Dalam garis besar, cara penerapan yang baik kedua jenis peta itu dapat di jelaskan berikut ini.
a.    Pertama, dimulai dengan membuat peta-peta kerja yang menggambarkan kegiatan secara keseluruhan berdasarkan keadaan sekarang.
b.    Setiap kegiatan yang berlangsung yang terjadi dalam sistem-sistem kerja terpisah dan telah digambarkan pada peta kegiatan keseluruhan diamati serinci mungkin.
c.    Penganalisisan ini dilakukan dengan terlebih dulu menggambarkan peta-peta kerja setempat bagi sistem kerja yang ada untuk menunjukan keadaan sekarang, keadaan sekarang inilah yang dipelajari untuk diusahakan perbaikannya, hasil perbaikannya dinyatakan juga dalam peta-peta kerja setempat, tetapi yang menggambarkan keadaan yang diusulkan, setiap sistem kerja yang telah di perbaiki rancangan inilah yang lalu dipetakan dalam peta kerja keseluruhan.
d.   Dengan begitu terpetakanlah dalam peta kerja keseluruhan semua sistem kerja itu dalam kaitan satu sama lain, barulah analisis keseluruhan dilakukan dan tentu sudah diperbaiki hasil akhirnya dinyatakan dalam peta kerja keseluruhan untuk keadaan yang diusulkan.
Masing-masing peta kerja yang akan dibahas dalam buku ini semuanya termasuk dalam kedua kelompok diatas yaitu:
Yang termasuk kelompok kegiatan kerja keseluruhan:
a.    Peta Proses Operasi (OPC).
b.    Peta Aliran Proses (FPC).
c.    Peta Proses Kelompok Kerja (GPC).
d.   Diagram Aliran (FD).
Yang termasuk kelompok kegiatan kerja setempat:
a.    Peta Pekerjaan dan Mesin (PPM).
b.    Peta Tangan Kanan-Tangan Kiri (PTKTK).
Pada peta kelompok kegiatan kerja keseluruhan terdiri dari 4 jenis peta, dan pada peta kelompok kegiatan kerja setempat terdiri dari 2 jenis peta. Dan di bawah ini adalah penjelasan tentang 4 jenis peta kelompok kegiatan kerja keseluruhan.

a.    Peta Proses Operasi(OPC)

Peta proses operasi adalah peta kerja yang menggambarkan urutan yang terjadi dalam masalah penyelesaian suatu pekerjaan dari awal sampai menjadi produk akhir. Sebelum dilakukan penelitian secara terperinci di setiap sistem kerja, terlebih dahulu perlu diketahui proses terjadi sekarang secara keseluruhan. Keadaan ini bisa diperoleh dengan menggunakan peta proses kerja.
Suatu peta proses operasi menggambarkan langkah-langkah operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan (atau bahan-bahan) dalam urut-urutannya sejak awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai bagian setengah jadi.
Peta ini juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut, seperti: waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat mesin yang dipakai. Sesuai dengan relevansinya, pada akhir keseluruhan proses dinyatakan keberadaan penyimpanan.
1.    Kegunaan Peta Proses Operasi
Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat diantaranya:
a.    Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
b.    Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan memperhitungkan efesiensi di tiap operasi atau pemeriksaan).
c.    Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
d.   Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.
e.    Sebagai alat untuk pelatihan kerja.
2.    Prinsip-Prinsip Pembuatan Peta Proses Operasi
Untuk bisa menggambarkan peta proses operasi dengan baik, beberapapokok berikut ini perlu diperhatikan:
a.    Pertama, pada baris paling atas, pada bagian "kepala" ditulis jelas jenis peta, yaitu peta proses operasi yang diikuti oleh identifikasi lain seperti nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, nomor peta dan nomor gambar.
b.    Material yang akan diproses dinyatakan tepat diatas garis horizontal yang sesuai, yang menunjukkan ke dalam urut-urutan tempat material tersebut kemudian diproses.
c.    Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, dari atas ke bawah sesuai urut-urutan prosesnya.
d.   Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi terkait.
e.    Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
Demikian uraian mengenai peta proses operasi, yang berfungsi untuk melihat keadaan proses secara lengkap atau keseluruhan, untuk keperluan analisis pada tingkat lebih rinci dapat digunakan peta aliran proses.

b.    Peta Aliran Proses(FPC)

Setelah kita mempunyai gambaran tentang keadaan umum dari proses yang terjadi, seperti yang diperlihatkan dalam peta proses operasi, langkah berikutnya kita perlu menganalisis setiap komponen pembentukan suatu produk lengkap dengan lebih terperinci. Informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis setiap komponen tersebut di atas dapat diperoleh melalui peta aliran proses. Dapat juga dikatakan bahwa peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung. Di dalamnya dimuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan yang terjadi. Waktu, biasanya dinyatakan dalam jam atau menit sementara jarak perpindahan biasanya dinyatakan dalam meter.
                        Macam-macam Peta Aliran Proses :
1.    Peta Aliran Proses Tipe Bahan
Peta aliran proses tipe bahan menggambarkan kejadian yang dialami bahan (bisa merupakan salah satu bagian dari produk barang jadi) dalam suatu proses atau prosedur operasi. Dengan hanya menggambarkan salah satu komponen produk jadi, peta ini menggambarkan salah satu bagian dari peta yang lebih kompleks.
2.    Peta Aliran Proses Tipe Orang
Peta aliran proses tipe orang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1.    Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang operator.
2.    Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok manusia, sering disebut peta proses kelompok kerja.
3.    Peta Aliran Proses Tipe Kertas
Pada peta aliran proses tipe kertas yang digambarkan adalah aliran dari kertas yang menjalani sekumpulan urutan proses mengikuti suatu prosedur tertentu secara bertahap. Serangkaian tahap yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses permohonan izin, adalah salah satu contohnya.
Adapun kegunaan peta aliran proses yaitu : 
1.    Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan, aktivitas orang atau aliran kertas dari awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir.
2.    Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian atau suatu proses prosedur.
3.    Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan, orang atau kertas selama proses atau prosedur berlangsung.
4.    Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja.
Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini merupakan suatu alat yang akan memudahkan proses analisis untuk mengetahui tempat-tempat di mana terjadi ketidak efisienan atau terjadi ketidak sempurnaan pekerjaan. Dengan begitu dapat digunakan untuk menghilangkan ongkos-ongkos yang tersembunyi.

1.    Prinsip-Prinsip Pembuatan Peta Aliran Proses
Ada beberapa hal pokok tentang pembuatan suatu peta aliran proses yang lengkap, yaitu:
a.    Suatu peta aliran proses pun mempunyai judul, dimana pada baris paling atas dari kertas ditulis "PETA ALIRAN PROSES" sebagai judulnya. Kemudian diikuti dengan pencatatan beberapa identifikasi seperti: nomor atau nama komponen yang dipetakan, nomor gambar, peta orang atau peta bahan, cara sekarang atau cara yang diusulkan, tanggal pembuatan, dan nama pembuatan peta. Semua informasi ini dicatat disebelah kanan atas kertas.
b.    Disebelah kiri atas kertas, berdampingan dengan informasi yang dicatat pada butir diatas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat jumlah total dan waktu total dari setiap kegiatan yang terjadi. Begitu juga total jarak perpindahan yang dialami bahan, orang atau kertas selama proses atau prosedur berlangsung.
c.    Dibagian "badan" diuraikan proses yang terjadi secara lengkap dengan lambang-lambang dan informasi mengenai jarak perpindahan, jumlah yang dilayani, waktu yang dibutuhkan dan kecepatan produksi (jika mungkin). Dimuat pula pada kolom-kolom yang tersedia analisis, catatan, dan tindakan yang diambil berdasarkan analisis tersebut.
d.   Ada suatu cara yang sederhana, tetapi cukup efektif untuk menganalisis Peta Aliran Proses, yaitu dengan mengajukan lima buah pernyataan pada setiap kejadian dari suatu peta aliran proses. Cara ini disebut "dock and check technique" yang merupakan suatu jenis dari analisis 4W-1H yang umum dikenal.

c.    Peta Proses Kelompok Kerja

Peta ini bisa digunakan dalam suatu tempat kerja di mana untuk melaksanakan pekerjan tersebut memerlukan kerjasama yang baik dari sekelompok pekerja. Jenis pekerjaan atau tempat kerja yang mungkin memerlukan analisis melalui peta proses kelompok kerja misalnya pekerjaan-pekerjaan, pergudangan pemeliharaan atau pekerjaan-pekerjaan pengangkut barang material, pada dasarnya dapat dikatakan bahwa peta proses kelompok kerja merupakan kumpulan dari beberapa peta aliran proses dimana tiap peta aliran proses tersebut menunjukan satu seri keja dari seorang operator, setiap peta aliran proses tersebut dipetakan dalam arah horizontal, sehingga pararel satu sama yang lain, yang satu diatas atau dibawah yang lainnya, arah kegiatan dari sebelah kiri menuju ke sebelah kanan, perubahan kegiatan digambarkan dengan berubahnya lambang pada tiap peta aliran proses tersebut.
Kolom vertikal yang memotong lambang-lambang dari setiap peta aliran proses menunjukan aktivitas-aktivitas dari kelompok tersebut yang dilaksanakan atau terjadi secara serentak dari semua anggota kelompok tersebut.
1.    Kegunaan Peta Proses Kelompok Kerja
Sesuai dengan namanya, peta ini dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis aktivitas suatu kelompok kerja. Diatas telah terurai bahwa masalah utama dengan adanya kerja sama antara sekelompok orang dimana satu aktivitas-aktivitas menunggu (delay). Tujuan utama yang harus di analisis dari kelompok kerja ini adalah minimumkan waktu menunggu (delay). Dengan berkurangnya waktu menunggu berarti kita bisa mencapai tujuan lain yang lebih nyata diantaranya :
a.    Bisa mengurangi ongkos produksi atau proses.
b.    Bisa mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses.
2.    Prinsip-Prinsip Pembuatan Peta Proses Kelompok Kerja
Ada beberapa hal pokok tentang pembuatan suatu peta kelompok kerja yang lengkap, yaitu :
a.    Langkah pertama, nyatakan judul peta lengkap dengan identifikasi-identifikasi lainnya dan ringkasannya.
b.    Lambang-lambang yang biasanya digunakan untuk membuat peta aliran proses digunakan juga untuk membuat peta proses kelompok kerja sesuai kebutuhan.
c.    Tiap peta aliran proses yang menunjukan suatu seri kegiatan kerja merupakan anggota dari suatu peta proses kelompok kerja. Peta-peta aliran proses tersebut diletakan saling berdampingan secara pararel bergerak mulai dari kiri kekanan, dimana kolom vertikal menunjukan aktivitas-aktivitas yang terjadi secara bersamaan dari semua anggota kelompok.
d.   Lambang-lambang dari setiap anggota kelompok dapat diletakan secara berdekatan dan perubahan lambang menunjukan perubahan aktivitas.
d.   Diagram aliran
Walaupun peta aliran proses merupakan suatu peta yang memuat informasi-informasi relatif lengkap sehubungan dengan proses dalam suatu pabrik atau kantor, tetapi peta tersebut tidak menunjukan gambar arah aliran selama bekerja. Kadang-kadang kita sangat memerlukan informasi tambahan ini, terutama apabila kita akan melakukan analisis untuk mengembangkan metode agar lebih baik. Misalkan, dengan mengetahui tata letak atau keadaan ruangan tepat terjadi perpindahan suatu barang, maka kita bisa menganalisis apakah tata letak dalam ruangan tersebut memungkinkan jarak perpindahan seminimum mungkin.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa diagram aliran merupakan suatu gambaran menurut skala, dari susunan lantai dan gedung yang menunjukan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses. Aktivitas yang berarti pergerakan suatu material atau orang dari suatu tempat ke tempat berikutnya, dinyatakan oleh garis aliran dalam diagram tersebut. Arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil pada garisan tersebut.
1.    Kegunaan Diagram Aliran
Adapun kegunaan diagram aliran yaitu :
a.    Lebih memperjelas suatu peta aliran proses, apalagi jika arah aliran merupakan faktor yang penting.
b.    Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja.
2.    Prinsip-Prinsip Pembuatan Diagram Aliran
a.    Pertama-tama dibuat judul peta. Di bagian kepala ditulis "DIAGRAM ALIRAN" yang kemudian di ikuti oleh identifikasi lain seperti nama pekerjaan yang di petakan, apakah memetakan keadaan sekarang atau usulan, nomor peta, orang yang memetakan, dan tanggal pemetaan.
b.    Untuk membuat suatu diagram aliran, analisis harus mengidentifikasi setiap aktivitas dengan dan nomor yang sesuai dengan yang digunakan dalam peta aliran proses.
c.    Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil yang di buat secara berurutan sepanjang garis aliran.
d.   Apabila dalam ruangan tersebut terjadi lintasan lebih dari satu orang atau barang, maka tiap lintasan dibedakan dengan warna atau bentuk panah yang khas untuk setiap hal yang berpindah, atau apabila hanya menggambarkan lintasan untuk seorang operator atau satu barang pembeda warna atau bentuk diberikan untuk menunjukan perbedaan antara cara sekarang dengan cara yang di usulkan.
Diagram aliran berfungsi melengkapi peta aliran proses. Ini berarti penganalisisan suatu proses kerja akan lebih sempurna apabila kita mengetahui lokasi tempat mesin, tempat kerja, daerah kerja, dan arah gerakan dari bahan, perlengkapan atau orang selama proses tersebut berlangsung. Keadaan pabrik atau bengkel atau proses lain yang akan ditunjukan dalam diagram aliran akan lebih jelas apabila digambarkan menurut skala.
Di bawah ini kita uraikan beberapa bentuk pola aliran yang sering dipakai dalam proses produksi yaitu :
1.    Straight (bentuk garis lurus)
Pola aliran berdasarkan garis lurus (Straight line) umum dipakai bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana, dan umumnya terdiri dari beberapa komponen atau beberapa macam production equipment. Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan memberikan jarak terpendek antara dua titik, aktifitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus, dari mesin nomor satu sampai ke mesin yang terakhir, jarak pemindahan bahan total akan lebih kecil (jarak sependek-pendeknya).
1
2
4
3
5
6
 



2.    U-Shap
Pola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki bahwa akhir dari proses produksinya. Hal ini akan lebih mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik. Apabila garis aliran bahan relatif panjang, maka pola U-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk ini lebih baik digunakan pola aliran bahan tipe Zig-zag.
1
4
2
5
3
6
 





3.    Circular (bentuk melingkar)
Pola aliran berdasarkan bentuk linkaran (circular) sangat baik dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik dipakai apabila departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang bersangkutan.
1
2
4
3
5
6
 










4.    Old Angle (Bentuk tak tentu)
Pola aliran berdasarkan Odd angle ini tidaklah begitu dikenal dibandingkan dengan pola-pola aliran yang lain. Pada dasarnya pola ini sangat umum dan baik digunakan kondisi-kondisi seperti bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak dapat diterapkan dan juga bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas-fasilitas produksi yang ada. Odd angle ini akan memberikan lintasan yang pendek terutama akan terasa kemanfaatannya untuk area yang kecil.
1
2
4
3
5
6
 







                   Lambang-lambang yang digunakan menurut catatan sejarah, peta kerja yang ada sekarang ini dikembangkan oleh Gilbreth. Pada saat ini, untuk membuat suatu peta kerja, Gilbreth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa dipakai. Pada tahun berikutnya jumlah lambang tersebut disederhanakan sehinggahanya tinggal 4 macam saja. Namun pada tahun 1947 American Society of Mechanical Engineers (ASME) membuat standar lambang-lambang yang terdiri atas 5 macam lambang yang merupakan modifikasi dari yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Gilbreth.
Tabel  2.2 Simbol-simbol ASME.
NO
Lambang
Keterangan
1
Operasi
Kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat, baik sifat fisik maupun sifat kimiawi. Kegiatan operasi merupakan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses produksi
Contoh : Pengukuran dan pemotongan papan
2
Inspeksi
Kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan kerja mengalami pemeriksaan baik segi kualitas maupun kuantitas.




3

Transportasi
Kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja maupun perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan dari suatu operasi.
Contoh : Pemindahan bahan baku dari gudang ke tempat operasi
4
Delay
Menunggu adalah apabila benda kerja, pekerja maupun perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa atau masih menunggu proses selanjutnya. 
5
Storage
Penyimpanan adalah apabila beda kerja disimpan untuk waktu yang cukup lama.
Contoh: Bahan baku yang telah menjadi barang jadi disimpan di gudang karena sudah tidak lagi di proses

Sumber : Diolah oleh penulis (2014)

2.3         Aspek-aspek Ergonomi dalam Perancangan Stasiun Kerja
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu bersifat multi-disipliner yang lahirnya setelah perang dunia II. Mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kedokteran, biologi, ilmu psikologi dan sosiologi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan dan sebagai aturan dalam bekerja. Ergonomi merupakan disiplin ilmu yang bersangkutan dengan pemahaman manusia dan interaksi di antara unsur-unsur lain dari sistem, dan profesi yang berlaku teori, prinsip, data dan metode untuk desain agar dapat mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan sistem secara keseluruhan kinerja.
Ergonomi menarik di banyak disiplin ilmu dalam studi tentang manusia dan lingkungan mereka. Ergonomi berasal dari bahasa Yunani kata ergon dan nomos. Ergon berarti kerja, nomos berarti aturan atau hukum. Implikasi dalam kehidupan ialah bahwa di dalam melaksanakan pekerjaan itu hendaknya manusia selalu menyadari bahwa ada aturan kerja yang harus dipatuhi. Ergonomi dapat diartikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya, mempelajari sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja guna mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif, efisien dan aman serta nyaman.
Ergonomi berkaitan dengan kesesuaian antara orang-orang dan pekerjaan mereka. Hal ini memperhitungkan kemampuan pekerja dan keterbatasan dalam mencari untuk memastikan bahwa tugas, peralatan, informasi dan lingkungan hidup sesuai dengan setiap pekerja. Untuk menilai seseorang cocok dalam pekerjaanya, ergonomistis mempertimbangkan pekerjaan yang dilakukan dan tuntutan pekerja : peralatan yang digunakan (ukuran, bentuk, dan bagaimana yang tepat adalah untuk tugas), dan informasi yang digunakan (bagaimana disajikan, diakses, dan diubah) .
Prinsip dasar dalam ergonomi adalah menyesuaikan manusia dengan pekerjaanya, manusia bukan hanya harus mendapatkan pekerjaan. Akan tetapi, pekerjaan yang diperoleh dapat memelihara harkat dan harga dirinya sebagai manusia sehingga bersifat manusiawi yang didalamnya terkandung pengertian adanya jaminan keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Manusia adalah mahluk pekerja. Dengan bekerja mereka akan menghasilkan suatu hasil kerja yang nantinya akan dipakai untuk membiayai segala kebutuhan hidupnya, yaitu memperoleh bahan makanan, sandang dan perumahan. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya itu manusia bisa saja memakai peralatan kerja dan berada dalam lingkungan kerja tertentu.
Peralatan kerja harus sesuai dengan manusia pemakai, lingkungan kerjanya harus mendukung fungsi tubuh yang sedang bekerja. Hal itulah yang dituju dalam pelaksanaan ergonomi di tempat kerja. Dengan ergonomi akan dijamin manusia bekerja sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya. Hasil akhirnya ialah manusia mampu berproduksi optimal, selama umur produktifnya tanpa harus mengorbankan keselamatan dan kesehatannya. Ergonomi dimanfaatkan sebagai suatu cabang ilmu akan sangat bermanfaat bagi manusia bekerja, dimana saja dan kapan saja.
Ergonomi dipergunakan oleh setiap manusia bekerja. Ergonomi sebagai suatu pendekatan yang memungkinkan manusia bekerja secara optimal dan efisien. Apakah ia bekerja di pagi sampai siang, sore dan malam hari. Bekerja di permukaan bumi, bawah laut, di bawah tanah atau di udara sekalipun. Jenis tugasnya dapat dilaksanakan secara invidual, atau berkelompok, pekerjaan ringan, sedang, dan berat; di situlah ergonomi akan berperan.

a.    Tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut :

1      Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja.
2      Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja.
3      Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkakan efisiensi sistem manusia-mesin.

b.    Manfaat pelaksanaan ergonomi adalah sebagai berikut:

1      Menurunnya angka sakit akibat kerja.
2      Menurunnya kecelakaan kerja.
3      Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4      Stress akibat kerja berkurang.
5      Produktivitas membaik.
6      Alur kerja bertambah baik.
7      Rasa aman karena bebas dari gangguan cidera.
8      Kepuasan kerja meningkat.
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
c.    Beberapa aspek yang mempengaruhi ergonomi dalam kelangsungan hidup manusia adalah sebagai berikut :
1      Lingkungan
Aspek lingkungan kerja sangat menentukan prestasi kerja manusia. Lingkungan yang tidak kondusif untuk bekerja akan memberikan beban tambahan bagi tubuh, pada hal tubuh sedang melaksanakan beban utama yaitu tugas yang sedang dilaksanakan. Demikian juga lingkungan dingin, kelembaban relatif, penipisan kadar oksigen, adanya zat pencemar dalam udara semuanya akan mempengaruhi penampilan kerja manusia. Penerangan tempat kerja, adanya kebisingan, lingkungan kimia, biologi dan lingkungan sosial di tempat kerja berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas kerja.
2      Kondisi Kerja
Lingkungan kerja fisik mencakup segala hal dari fasilitas parkir di luar gedung perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa meja kerja atau ruang kerja seorang tenaga kerja.
3      Waktu Kerja
Lama jam kerja per hari atau per minggu penting untuk dikaji untuk mencegah adanya kelelahan berlebihan. Kerja dikatakan efisien apabila waktu penyelesaian berlangsung singkat. Untuk menghitung waktu (standar time) penyelesaian pekerjaan maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik pengukuruan kerja. Pengukuran kerja adalah suatu metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Waktu baku diperlukan terutama untuk perencanaan kebutuhan tertentu tenaga kerja (man power planning), estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan, penjadwalan produksi dan penganggaran, perencanaan sistem, pemberian bonus (insentif) bagi karyawan yang berprestasi, indikasi keluaran yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.
4      Sosial
Termasuk di dalamnya bagaimana pekerja diorganisir dalam melaksanakan tugas-tugasnya, interaksi sosial sesama pekerja, khususnya menghadapi teknologi baru. Di samping itu pekerjaan yang dilaksanakan bila tidak sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya akan menimbulkan stress psikologis dan problema kesehatan. Karenanya kondisi sosial ini banyak seharusnya dimanfaatkan oleh pimpinan tempat kerja untuk membina dan membangkitkan motivasi kerja, seperti sistem penghargaan bagi yang berhasil dan hukuman bagi yang salah dan lalai bekerja.

5      Sikap Kerja
Sikap kerja yang bertentangan dengan sikap alami tubuh akan menimbulkan kelelahan dan cidera otot-otot. Dalam sikap yang tidak alamiah tersebut akan banyak terjadi gerakan otot yang tidak seharusnya terjadi sehingga gerakan itu akan boros energi. Hal itu akan menimbulkan strain dan cidera otot-otot.
6      Interaksi manusia-mesin atau peralatan kerja
Tujuannya untuk menentukan keserasian antara manusia dengan mesin atau peralatan kerjanya. Bagaimana manusia dapat mengontrol mesin-mesin melalui display dan control. Ketidak serasian antara kedua faktor tersebut akan menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan tubuh.
Fokus perhatian ergonomi erat kaitannya dengan aspek-aspek manusia dalam perencanaan dan lingkungan kerja. Penekanan ergonomi pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental, psikologis serta dalam sistem manusia mesin yang integral, yang pada akhirnya rancangan ergonomis akan meningkatkan efisien, produktivitas kerja.
Maksud dan tujuan ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performance kerja manusia dan mampu memperbaiki pendayagunaan SDM serta meminimalisir kerusakan alat atau peralatan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (Human Error). Sedangkan pendekatan khusus ergonomi merupakan aplikasi sistematis dari segala informasi yang relevan berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perencanaan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.




















No comments:

Post a Comment