BABI
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Didalam kehidupan aktifitas sehari-hari, sering
kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan dalam sebuah data.
Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu menjadi
suatu data yang mudah dibaca dan dianalisa, akan tetapi bagaimana penyajian
data yang kita dapat tentunya berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penyaji
data.
Antropometri
merupakan ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia
guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu atau kelompok.
Jadi, secara
luas antropometri dapat digunakan
sebagai pertimbangan ergonomis dalam
proses perencanaan (design) produk maupun sistem kerja yang memerlukan
interaksi manusia.
Pada
dasarnya antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang
pengukuran tubuh manusia, ukuran tubuh manusia bervariasi berdasarkan umur,
jenis kelamin, suku bangsa, bahkan kelompok pekerjaan, antropometri interaksi
antara ruang dengan manusia secara dimensional dapat menimbulkan dampak
antropometris, yaitu kesesuaian dimensi-dimensi ruang terhadap dimensi tubuh manusia.
1.2 Tujuan Praktikum
Dalam pembahasan laporan ini tujuan
pada laporan
praktikum antropometri yaitu :
a. Untuk mengetahui ukuran-ukuran pada saat tubuh dalam keadaan diam atau posisi
diam atau tidak bergerak.
b.
Untuk
mengetahui ukuran-ukuran dimensi tubuh dalam berbagai posisi tubuh yang sedang
bergerak.
c.
Agar kita dapat
mengerti proses-proses mengukur pada saat tubuh dalam keadaan tidak bergerak
atau pada saat tubuh bergerak.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil
laporan praktikum antropometri ini yaitu :
a.
Dapat membuat laporan
praktikum antropometri dengan benar.
b.
Dapat megetahui
proses-proses mengukur tubuh dalam keadaan bergerak atau tidak bergerak.
c.
Bisa menjadi sarana belajar bagi mahasiswa calon jenjang
strata satu (S.1).
1.4 Batasan Masalah
Batasan
masalah laporan
praktikum antropometri ini adalah :
a. Mengukur pada saat tubuh diam atau tidak bergerak.
b.
Mengukur
dimensi tubuh dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak.
c. Membuat laporan praktikum antropometri.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan praktikum, manfaat praktikum, batasan
masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN
TEORI
Berisi tentang latar belakang, landasan teori,
aplikasi data antropometri perancangan produk atau fasilitas kerja, penyebab
variabilitas, metode ergonomi, aplikasi atau penerapan ergonomi, dan
rumus-rumus perhitungan antropometri.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan tentang flowchart,
alat dan bahan, prosedur praktikum, dan penjelasan flowchart.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang pengamatan data antropometri,
pengolahan data secara manual, perhitungan data antropometri, dan perancangan
sistem kerja.
BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA
Berisi tentang pembahasan, deskripsi produk, data antropometri yang digunakan, analisa
produk, dan analisa perbandingan produk.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi
tentang kesimpulan atau rangkuman yang menjelaskan tentang kandungan dari
praktikum dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1
Latar
Belakang
Antropometri berasal dari
kata anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran, sehingga
antropometri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyangkut pengukuran tubuh
manusia khususnya dimensi tubuh dan aplikasi yang menyangkut geometri fisik,
masa dan kekuatan tubuh manusia. Pengukuran anthropometri berdasarkan posisi
tubuh, terbagi atas Antropometri Statis,
disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standart
dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh
dengan cara ini dikenal dengan pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension). Antropometri
Dinamis (pengukuran dimensi fungsional tubuh) dalam pengukuran antropometri
dinamis dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan
gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus
diselesaikan.
Dalam setiap produk pada
umumnya agak kurang memperhatikan dimensi yang dipakai pada alat yang tersebut.
Sering terjadi ketidaknyamanan setelah memakai alat yang digunakan oleh
masyarakat umum. Desain ulang produk yang mengalami masalah tersebut adalah sebuah
langkah perbaikan agar mendapatkan kondisi alat yang sesuai dengan pemakaian
pada ukuran standart yang ada.
Produk yang akan didesain
ulang yaitu pintu rumah. Diantara produk tersebut sering dijumpai ketidak nyamanan
yang dirasakan oleh pemakai. Diharapkan dengan desain ulang produk ini akan
menjadi lebih baik dan mampu memberikan kenyamanan pada pemakai.
2.2
Landasan
Teori
a.
Ergonomi
Kata ergonomi berasal dari
dua kata yang berbahasa Latin, yaitu ergos yang artinya kerja dan nomos
yang berarti hukum atau aturan. Ergonomi adalah disiplin keilmuan yang
berkaitan dengan perancangan peralatan dan fasilitas kerja yang memperhatikan
aspek-aspek manusia sebagai pemakainya. Disiplin ilmu dasar ergonomi meliputi
psikologi, ilmu kognitif, fisiologi,
biomekanika, aplikasi antropometri fisik, dan sistem teknik industri. Dengan
demikian ergonomi melihat permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu sistem
dengan pemecahan-pemecahan masalahnya melalui proses pendekatan sistem. Konsep
ergonomi sendiri berfokus pada prinsip fit the task to the person. Oleh karena
itu beberapa aplikasi dari ilmu ergonomi dapat dilihat pada berbagai proses perancangan
produk ataupun operasi kerja. Contoh dari aplikasi ilmu ergonomi pada perancangan
produk pintu rumah yang disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia.
b. Antropometri
Antropometri adalah ilmu yang
mempelajari tentang bentuk dan ukuran tubuh manusia. Data antropometri
digunakan untuk berbagai keperluan seperti perancangan lingkungan kerja (workplaces), fasilitas kerja, dan lain-lain
agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi ukuran
anggota tubuh manusia yang akan menggunakannya. Hal ini dilakukan agar tercapai
suatu kondisi yang enak, nyaman, aman, dan sehat bagi manusia dan tentunya juga
dapat menciptakan kondisi kerja yang efisien dengan hasil yang efektif atau
dengan kata lain adalah untuk mencapai keadaan yang ergonomis. Antropometri secara
lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan
produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data antropometri
yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara lebih luas antara lain dalam
hal perancangan areal kerja (work station), perancangan alat kerja dan
perancangan lingkungan fisik. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat
berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan
mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.
Gambar
2.1 Antropometri Tubuh Manusia
Tabel
2.1 Antropometri Tubuh Manusia
No.
|
Dimensi Tubuh
|
Simbol
|
1
|
Tinggi tubuh posisi
berdiri tegak
|
Ttpb
|
2
|
Tinggi mata
|
Tm
|
3
|
Tinggi bahu
|
Tb
|
4
|
Tinggi siku
|
Ts
|
5
|
Tinggi genggam tangan
pada posisi duduk
|
Tgtd
|
6
|
Tinggi badan pada
posisi duduk
|
Tbd
|
7
|
Tinggi mata posisi
duduk
|
Tmpd
|
8
|
Tinggi bahu pada
posisi duduk
|
Tbpd
|
9
|
Tinggi siku posisi
duduk
|
Tspd
|
10
|
Tebal paha
|
Tp
|
11
|
Jarak dari pantat ke
lutut
|
Jpl
|
12
|
Jarak dari lipat lutut
ke pantat
|
Jllp
|
13
|
Tinggi lutut
|
Tl
|
14
|
Tinggi lipat lutut
|
Tll
|
15
|
Lebar bahu
|
Lb
|
16
|
Lebar panggul
|
Lp
|
17
|
Tebal dada
|
Td
|
18
|
Tebal perut
|
Tep
|
19
|
Jarak dari siku ke
ujung jari
|
Jsuj
|
20
|
Lebar kepala
|
Lk
|
21
|
Panjang tangan
|
Pt
|
22
|
Lebar tangan
|
Lt
|
23
|
Jarak bentang dari
ujung tangan kanan ke kiri
|
Jbkk
|
24
|
Tinggi pergelangan
tangan posisi tangan vertikal ke atas dan
|
Tptv
|
berdiri tegak
|
||
25
|
Tinggi pergelangan
tangan vertikal ke atas dan duduk
|
Tpvd
|
26
|
Jarak genggam tangan
ke punggung pada posisi duduk
|
Jgpd
|
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2014)
Gambar
2.2 Antropometri Tangan
Tabel
2.2 Antropometri Tangan
No.
|
Dimensi Tangan
|
Simbol
|
1
|
Panjang tangan
|
Pata
|
2
|
Panjang telapak tangan
|
Ptt
|
3
|
Panjang ibu jari
|
Pij
|
4
|
Panjang jari telunjuk
|
Pjt
|
5
|
Panjang jari tengah
|
Pajt
|
6
|
Panjang jari manis
|
Pjm
|
7
|
Panjang jari
kelingking
|
Pjk
|
8
|
Lebar ibu jari
|
Lij
|
9
|
Tebal ibu jari
|
Tij
|
10
|
Lebar jari telunjuk
|
Ljt
|
11
|
Tebal jari telunjuk
|
Tjt
|
12
|
Lebar telapak tangan
|
Ltt
|
13
|
Lebar telapak tangan
(sampai ibu jari)
|
Lttj
|
14
|
Lebar telapak tangan
minimum
|
Lttm
|
15
|
Tebal telapak tangan
|
Ttt
|
16
|
Tebal telapak tangan
sampai ibu jari
|
Ttij
|
17
|
Diameter genggam
|
Dg
|
18
|
Lebar maksimum ibu
jari ke kelingking
|
Lmjk
|
19
|
Lebar fungsional
|
Lf
|
20
|
segi empat minimum
yang dapat dilewati telapak tangan
|
Semt
|
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)
2.3 Aplikasi Data Antropometri Perancangan
Produk atau Fasilitas Kerja
Data antropometri untuk berbagai
ukuran anggota tubuh baik yang diukur dalam posisi tetap (structural body
dimension) ataupun posisi bergerak dinamis sesuai dengan fungsi yang bisa
dikerjakan oleh anggota tubuh tersebut (functional body dimension) dan
dikelompokan berdasarkan nilai persentil dari populasi tertentu akan sangat
bermanfaat untuk menentukan ukuran-ukuran yang harus diakomodasikan pada saat
perancangan sebuah produk, fasilitas kerja maupun stasiun kerja. Persoalan yang
paling mendasar dalam mengaplikasikan data antropometri dalam proses
perancangan adalah bagaimana bisa menemukan dimensi ukuran yang paling tepat
untuk rancangan yang ingin dibuat agar bisa mengakomodasikan mayoritas dan
potensial populasi yang akan menggunakan atau mengoperasikan hasil rancangan
tersebut. Dalam hal ini ada dua dimensi rancangan yang akan dijadikan dasar
menentukan minimum dan maksimum ukuran yang umum ingin ditetapkan, yaitu:
a. Dimensi jarak ruangan (clearance dimensions), yaitu dimensi yang
diperlukan untuk menentukan minimum ruang (space) yang diperlukan orang untuk dengan leluasa melaksanakan
aktivitas dalam sebuah stasiun kerja baik pada saat mengoperasikan maupun harus
melakukan perawatan dari fasilitas kerja yang ada. Jarak ruangan (clearance) dalam hal ini dirancang
dengan menetapkan dimensi ukuran rata-rata tubuh dari populasi pemakai yang
diharapkan. Sebagai contoh pada saat kita merancang ukuran panjang dan lebar
pintu rumah, maka disini dimensi ukuran panjang dan lebar pintu rumah akan
ditentukan berdasarkan data antropometri.
b.
Dimensi jarak jangkauan (reach
dimension), yaitu dimensi yang diperlukan untuk menentukan maksimum ukuran
yang harus ditetapkan agar mayoritas populasi akan mampu menjangkau dan mengoperasikan
peralatan kerja yaitu pegangan pintu secara mudah dan tidak memerlukan usaha (effort) yang terlalu memaksa. Disini
jarak jangkauan akan ditetapkan berdasarkan ukuran rata-rata tubuh dari populasi
pemakai yang diharapkan.
Berdasarkan
dua dimensi rancangan tersebut diatas dan untuk mengaplikasikan data
antropometri agar bisa menghasilkan rancangan produk, fasilitas maupun stasiun
kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh dari populasi pemakai terbesarnya (fitting
the task to the man); maka ada tiga filosofi dasar perancangan yang bisa
dipilih sesuai dengan tuntutan kebutuhannya yaitu:
a.
Rancangan untuk ukuran rata-rata (design
for average), yang banyak dijumpai dalam perancangan produk atau fasilitas
yang dipakai untuk umum (public
facilities) seperti pintu rumah dan fasilitas umum lainnya yang akan
dipakai oleh orang banyak.
b.
Rancangan untuk ukuran ekstrim (design
for extreem), yang ditujukan untuk mengakomodasikan mereka yang memiliki
ukuran yang terkecil atau yang terbesar (dipilih salah satu) dengan oritentasi
mayoritas populasi akan bisa terakomodasi oleh rancangan yang dibuat.
c.
Rancangan untuk ukuran yang
bergerak dari satu ekstrim ke ekstrim ukuran yang lain (design for range),
yang diaplikasikan untuk memberikan fleksibilitas ukuran (karena ukuran mampu
diubah-ubah) sehingga mampu digunakan oleh mereka yang memiliki ukuran tubuh
terkecil maupun yang terbesar (biasanya akan memakai ukuran dari range
percentile 5th dan 95th).
Selanjutnya
untuk mengaplikasikan data antropometri dalam proses perancangan ada beberapa
langkah dan sistematika prosedur yang harus ditempuh yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a.
Tentukan terlebih dahulu mayoritas
(potensi) dari populasi yang diharapkan akan memakai atau mengoperasikan produk
atau fasilitas rancangan yang akan dibuat (seperti yang dilakukan dalam langkah
penetapan target dan segmentasi pasar).
b.
Tentukan proporsi dari populasi (percentile) yang harus diikuti.
c.
Tentukan bagian-bagian tubuh dan
dimensinya yang akan terkait dengan rancangan yang dibuat.
d.
Tentukan prinsip ukuran yang harus
diikuti apakah rancangan tersebut untuk ukuran ekstrim, rentang ukuran yang
fleksibel (range), ataukah menggunakan
ukuran rata-rata.
e.
Aplikasikan data antropometri yang
sesuai dan tersedia.
Perancangan
adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, memperbaiki dan
menyusun suatu sistem, baik fisik maupun non fisik yang optimum untuk waktu
yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. Dalam membuat suatu
rancangan produk, perlu mengetahui karakteristik perancangan dan perancangnya.
Beberapa karakteristik perancangan adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi
pada Tujuan
b. variform
suatu anggapan bahwa terdapat
sekumpulan solusi yang mungkin tidak terbatas, tetapi harus dapat memilih salah
satu ide yang akan diambil.
c.
pembatas
Dimana pembatas ini membatasi
jumlah solusi pemecahan, antara lain :
1. Hukum
Alam: ilmu fisika, ilmu kimia, dan seterusnya.
2. Ekonomis:
pembiayaan atau ongkos dalam menetralisir rancangan yang telah dibuat.
3. Pertimbangan
Manusia: sifat, keterbatasan, dan kemampuan manusia dalam merancang dan
memakainya.
4. Faktor
Legalisasi: mulai dari model, bentuk sampai dengan hak cipta.
5. Fasilitas
Produksi: sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menciptakan rancangan yang
telah dibuat.
6. Evolutif:
berkembang terus atau mampu mengikuti perkembangan zaman.
7. Perbandingan
Nilai: membandingkan dengan tatanan nilai yang telah ada.
Sedangkan
karakteristik perancang merupakan karakteristik yang harus dipunyai oleh
seorang perancang, antara lain :
a. Mempunyai
kemampuan untuk mengidentifikasi masalah
b. Memiliki
imajinasi untuk meramalkan masalah yang mungkin akan timbul
c. Berdaya
cipta
d. Mempunyai
kemampuan untuk menyederhanakan persoalan
e. Mempunyai
keahlian dalam bidang rancangan yang dibuat
f. Dapat
mengambil keputusan terbaik berdasarkan analisa dan prosedur yang benar
g. Mempunyai
sifat yang terbuka terhadap kritik dan saran dari orang lain
Hasil
rancangan yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
si pemakai. Oleh karena itu, rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan
faktor manusia sebagai pemakainya. Faktor manusia ini diantaranya dipelajari
dalam ergonomi (antropometri). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat suatu rancangan selain faktor manusia, antara lain:
a. Analisa
Teknik
Banyak
berhubungan dengan ketahanan, kekuatan, kekerasan dan seterusnya. analisis teknik
sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif
dari apa yang tampak dalam sebuah produk. Analisis teknik dapat di pergunakan
pada teknik kuantitatif maupun kualitatif, tergantung pada sisi mana peneliti
memanfaatkannya.
b. Analisa
Ekonomi
Berhubungan
perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh. Analisis
ekonomi
merupakan salah satu analisis yang digunakan pada
model teknik fundamental. Analisis ini cenderung
digunakan untuk mengetahui keadaan-keadaan yang bersifat makro dari suatu keadaan ekonomi. Kebijakan
moneter
dapat memengaruhi return saham
yang diterima dikarenakan oleh besar kecilnya tingkat jumlah uang
yang beredar. Ketika jumlah uang yang beredar semakin tinggi, maka terdapat
kecenderungan meningkatnya kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Hal ini
dikarenakan perusahaan-perusahaan
mendapatkan supply uang yang lebih tinggi dari biasanya. Ketika supply uang tinggi, maka kegiatan
operasional yang bersifat profit oriented juga akan meningkat dan
otomatis akan membuat laba perusahaan meningkat pula. Hal ini pada gilirannya
nanti akan meningkatkan return saham dari perusahaan yang bersangkutan.
c. Analisa
Pemasaran
Berhubungan dengan jalur distribusi produk atau hasil
rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen. Pemasaran
adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang
perantara ke konsumen. Definisi lain menyatakan bahwa pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu atau kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Pemasaran
melibatkan banyak kegiatan yang berbeda yang menambah nilai produk pada saat
produk bergerak melalui sistem tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam usaha
pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang atau jasa dari tangan
produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi
banyak kegiatan lain yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran. Penjualan
hanyalah salah satu dari berbagai fungsi pemasaran. Apabila pemasar melakukan
pekerjaan dengan baik untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan
produk dan menetapkan harga yang tepat, mendistribusikan dan mempromosikannya
secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut.
d. Analisa
Nilai
Analisa
nilai adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak
ada gunanya (tidak perlu).
Terdapat tiga tipe-tipe
perancangan, yaitu :
a. Perancangan
untuk pemakaian nilai ekstrim.
Contohnya:
data dengan persentil ekstrim minimum 5% dan data ekstrim maksimum 95%.
b. Perancangan
pemakaian nilai rata-rata.
Contohnya:
data dengan persentil 50%.
c. Perancangan
untuk pemakaian yang dapat disesuaikan.
2.4
Penyebab
Variabilitas
Perbedaan antara suatu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan
oleh beberapa faktor-faktor ,yaitu keacakan, jenis kelamin, suku bangsa, usia,
jenis pekerjaan, faktor kehamilan pada wanita, cacat tubuh secara fisik.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi data anthropometri yang nantinya
akan digunakan sebagai acuan dalam membuat perancangan suatu produk.
a. Keacakan
Dalam butir pertama ini walau pun telah terdapat dalam
suatu kelompok populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku bangsa,
kelompok usia dan pekerjaan, namun masih akan ada perbedaan yang masih cukup
signifikan antara berbagai masyarakat.
b. Jenis
Kelamin
Secara distribusi statistika ada perbedaan yang signifikan antara dimensi
tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi tubuh pria dan wanita ada
perbedaan yang signifikan diantara mean
(rata-rata) dan nilai perbedaan ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Pria
dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita, oleh karenanya data antropometri untuk dua jenis kelamin tersebut selalu
disajikan terpisah.
c.
Suku Bangsa
Variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah
menjadi hal yang tidak kalah pentingnya terutama karena meningkatnya jumlah
angka migrasi dari satu negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana yaitu
dengan meningkatnya jumlah penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke
Australia, untuk mengisi satuan jumlah angkatan kerja. Maka akan mempengaruhi
antropometri
nasional.
d.
Usia
Beberapa kelompok usia telah menjadi hal yang penting
dalam masalah antropometri. Berikut ini kelompok usia yang digolongkan dalam
masalah antropometri, yaitu:
1. Balita
2. Anak-anak
3. Remaja
4. Dewasa
5. Lanjut usia
Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk antropometri anak-anak. Antropometri akan cendrung terus meningkat sampai batas
usia dewasa, namun setelah menginjak usia
dewasa, tinggi badan manusia mepunyai kecendrungan untuk menurun yang antara
lain disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang. Selain itu
juga berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki.
e. Jenis
Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya
persaratan dalam seleksi karyawan. Seperti misalnya: buruh dermaga adalah harus
mepunyai postur yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan
perkantoran pada umumnya.
f. Faktor
Kehamilan Pada Wanita
Faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh
perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil,
terutama yang berkaitan dengan analisa perancangan produk (APP) dan anlisa
perancangan kerja (APK).
g. Cacat Tubuh
Secara Fisik
Suatu perkembangan yang sangat menggembirakan
pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang
bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik
sehingga mereka dapat ikut serta merasakan kesamaan dalam penggunaan jasa dari
hasil ilmu ergonomi didalam pelayanan untuk masyarakat.
2.5
Metode
Ergonomi
` Terdapat
beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-metode tersebut antara
lain:
a. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja
penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic
checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat
luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
b. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar
pada saat diagnosis. Kadang sangat
sederhana seperti merubah posisi pintu, letak
pencahayaan yang sesuai. Membeli
furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
c. Follow-up, dengan evaluasi yang
subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan,
bagian badan tidak muat atau terlalu sempit sehingga desain pintu
diambil rata-rata dari sampel. Secara obyektif misalnya
dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan
lain-lain.
Memahami prinsip ergonomi
akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan
dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam
pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam
menerapkan ergonomi di tempat kerja, terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:
a.
Bekerja dalam posisi atau postur
normal
b.
Mengurangi beban berlebihan
c.
Menempatkan peralatan agar selalu
berada dalam jangkauan
d.
Bekerja sesuai dengan ketinggian
dimensi tubuh
e.
Mengurangi gerakan berulang dan
berlebihan
f.
Minimalisasi gerakan statis
g.
Minimalisasikan titik beban
h.
Mencakup jarak ruang
i.
Menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman
j.
Melakukan gerakan, olah raga, dan
peregangan saat bekerja
k.
Membuat agar display dan
contoh mudah dimengerti
l.
Mengurangi stres.
2.6
Aplikasi
atau Penerapan Ergonomi
Dalam lapangan kerja,
ergonomi ini juga mempunyai peranan yang cukup besar. Semua bidang pekerjaan
selalu menggunakan ergonomi. Ergonomi ini diterapkan pada dunia kerja supaya
pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman
tersebut maka produktivitas kerja diharapkan menjadi meningkat.
Prinsip – prinsip penerapan
ergonomi dari data antropometri adalah:
a.
Prinsip perancangan
bagi individu dengan ukuran ekstrim.
Berdasarkan
prinsip ini, rancangan yang dibuat bisa digunakan oleh individu ekstrim yaitu
terlalu lebar/tinggi atau sempit dibandingkan dengan rata- ratanya agar
memenuhi sasaran.
b. Prinsip
perancangan yang bisa disesuaikan.
Disini,
rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel untuk diaplikasikan
pada berbagai ukuran tubuh (berbagai populasi). Dengan menggunakan prinsip ini
maka kita dapat merancang produk yang dapat disesuaikan dengan keinginan
konsumen. Misalnya sebuah pintu.
c. Prinsip
perancangan dengan ukuran rata-rata.
Rancangan
didasarkan atas rata-rata ukuran manusia. Prinsip ini dipakai jika peralatan
yang didesain harus dapat dipakai untuk berbagai ukuran tubuh manusia. Desain
dengan prinsip ini dapat dikatakan perancangan dengan persentil 50. Masalahnya
adalah bahwa dapat dikatakan sangat sedikit atau tidak ada yang namanya
individu rata-rata sehingga perancangan berdasarkan prinsip ini memerlukan
kajian yang lebih mendalam lagi.
2.7
Rumus-rumus
Perhitungan Antropometri
a.
Mean
/ rata-rata (
)
Rata-rata adalah perbandingan
antara jumlah nilai data dengan banyak data. Jika suatu data terdiri atas x1,
x2, x3, ..., xn maka rata-rata data tersebut
dirumuskan sebagai berikut.
=
Dengan:
=
mean/rata-rata
n = banyak data
xi = nilai data ke-i
b. Standar Deviasi
(Simpangan Baku)
Untuk mencari simpangan baku
atau standar deviasi (
), maka digunakan rumus sebagai berikut:
=
Dengan:
=
standar deviasi (simpangan baku)
xi = nilai data ke-i
=
mean/rata-rata
n =
banyaknya data
c. Persentil (5%, 50%, 95%)
Jika kumpulan data dibagi
menjadi 100 bagian yang sama, maka didapat sembilan pembagi dan tiap pembagi
dinamakan “PERSENTIL”. Tabel untuk mencari nilai persentil adalah sebagai
berikut:
Tabel
2.3 Distribusi Normal dan Perhitungan Persentil
Persentil
|
Calculation
|
1%
|
- 2,325
|
2.5%
|
- 1,960
|
5%
|
- 1,645
|
10%
|
- 1,280
|
50%
|
|
90%
|
+ 1,280
|
95%
|
+ 1,645
|
97.5%
|
+ 1,960
|
99%
|
+ 2,325
|
Sumber
: Diolah dari materi kuliah ergonomi (2014)
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Flowchart
Gambar 3.1 Flowchart
Metodologi Penelitian
Sumber
: Diolah oleh penulis (2014)
3.2 Alat dan Bahan
a. Peralatan yang digunakan:
1.
Antropometer
2.
Penggaris
3.
Jangka sorong
4.
Alat tulis
5.
Software Microsoft Office Word 2007
6.
Software AutoCAD 2007
b. Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban Program Studi Teknik Industri
angkatan 2012 yang terdiri dari 5 orang laki-laki.
c. Objek
Objek yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah sebuah pintu.
3.3 Prosedur Praktikum
Praktikum ini merupakan praktikum antropometri yang dimulai pada
tanggal 7 januari 2014.
Praktikum ini bertempat di kompleks Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban,
yang tepatnya pada Fakultas Teknik.
3.4
Penjelasan Flowchart
a.
Mulai
Mulai adalah awal untuk
melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum melakukan penentuan produk.
b.
Penentuan
Produk
Pertama kita tentukan produk
yang akan kita jadikan penelitian lalu kita pilih pintu rumah sebagai bahan
penelitian kita.
c.
Latar Belakang
Latar
belakang merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan
perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang
muncul. Latar belakang dapat ditulis dalam bentuk uraian atau poin-poin
tertentu. Karena latar belakang merupakan dasar atau titik tolak untuk
memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai apa yang ingin disampaikan oleh
peneliti.
d.
Observasi Lapangan
Istilah
observasi berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”,
lebih tepatnya memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan
mempertimbangkan antara aspek yang muncul dalam fenomena tersebut. Observasi
menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu.
Observasi lapangan merupakan langkah awal yang
ditempuh peneliti dalam melakukan sebuah penelitian, dimana peneliti terjun ke lapangan
untuk mencari serta mengumpulkan data yang dibutuhkan.
e. Studi
Pustaka
Studi
kepustakaan merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan
informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang diteliti. Informasi
tersebut dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian,
karangan-karangan ilmiah, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan,
ensiklopedia, dan sumber-sumber lainnya.
Studi
kepustakaan tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian, karena teori-teori
yang mendasari masalah dan bidang yang diteliti dapat ditemukan dengan
melakukan studi kepustakaan. Selain itu peneliti dapat memperoleh informasi
tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan
penelitiannya sebagai referensi.
f. Identifikasi
Masalah
Identifikasi
masalah adalah pengenalan masalah. Identifikasi masalah merupakan salah satu
proses penelitian yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lainnya.
Suatu masalah dalam sebuah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian,
bahkan menentukan apakah sebuah kegiatan bisa dikatakan penelitian atau bukan.
Salah satu fungsi identifikasi masalah adalah agar peneliti dapat
mengelompakkan data-data yang diteliti sehingga penelitian dapat berlangsung
dengan baik.
g. Perumusan
Masalah
Perumusan
masalah adalah pernyataan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat
tanya. Pernyataan-pernyataan tersebut yang akan menjadi arah kemana penelitian
akan dibawa dan apa saja yang ingin dikaji oleh peneliti. Masalah yang dipilih
adalah masalah yang researchable artinya
masalah tersebut
dapat diselidiki, sehingga sebuah penelitian dapat berlangsung.
h. Pengumpulan
Data
Pengumpulan
data merupakan suatu proses penelitian, yang mana pada proses ini kegiatan yang dilakukan adalah mencatat hasil
dari observasi secara langsung, biasanya data-data yang didapatkan akan
disajikan dalam bentuk tabel, sehingga mempermudah peneliti.
i. Pengolahan
Data
Pengolahan
data merupakan proses penelitian, yang mana peneliti mengolah seperti halnya
menghitung, dan lain sebagainya, sehingga memperoleh hasil yang tepat seperti
yang diinginkan oleh peneliti. Adapun beberapa hal yang dihitung dalam
penelitian ini adalah: mean, standar deviasi, persentil (5%, 50%, 95%).
j. Analisa
Analisa bisa dikatakan sebagai proses
rekapitulasi ulang hasil dari pengolahan data, baik yang dilakukan secara
manual maupun software karena, pada bagian
analisa akan dipelajari
dari mana hasil tersebut diperoleh, serta
dibandingkan hasil yang sudah
dikerjakan, untuk memperoleh kualitas yang maksimal, yaitu: efektif, nyaman,
aman, sehat, dan efisien bagi konsumen.
k. Kesimpulan
dan Saran
Berisi
tentang kesimpulan dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dan juga saran
bagi penelitian agar dapat lebih baik untuk kedepannya.
l. Selesai
Setelah
kita melakukan penentuan produk, latar belakang, observasi lapangan, studi
pustaka, identifikasi masalah, perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan
data, analisa, dan kita tarik kesimpulan dan saran. Penelitian kita sudah
selesai disini.
BAB
IV
PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengamatan Data Antropometri
Tabel 4.1 Dimensi Antropometri Tubuh
No.
|
Diminsi Tubuh
|
Simbol
|
1
|
Tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertical keatas dan berdiri tegak
|
Tptv
|
2.
|
Tinggi mata pada posisi duduk
|
Tmpd
|
3.
|
Tinggi tubuh posisi berdiri tegak
|
Ttpb
|
4.
|
Tinggi bahu pada posisi duduk
|
Tbpd
|
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)
Tabel 4.2 Dimensi Antopometri Tangan
No.
|
Dimensi Tangan
|
Simbol
|
1.
|
Lebar maksimum ibu jari ke kelingking
|
Lmjk
|
2.
|
Diameter genggam
|
Dg
|
3.
|
Tebal telapak tangan sampai ibu jari
|
Ttij
|
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)
Lembar Pengukuran Data Antropometri Statis
Tabel 4.3
Pengukuran Data Antropometri Tubuh
No
|
Data yang di ukur
|
Hasil Pengukuran
|
||||
Rofik
|
Lukman
|
Waqor
|
Haris
|
Fadkhu
|
||
1.
|
Tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertical keatas dan berdiri tegak
|
190
|
186
|
188
|
186
|
185
|
2.
|
Tinggi mata pada posisi duduk
|
78
|
74
|
77
|
72
|
76
|
3.
|
Tinggi tubuh posisi berdiri tegak
|
167
|
164
|
166
|
161
|
163
|
4.
|
Tinggi bahu pada posisi duduk
|
63
|
62
|
63
|
59
|
61
|
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)
Tabel 4.4
Pengukuran Data Antropometri Tangan
No.
|
Data yang di ukur
|
Hasil Pengukuran
|
||||
Rofik
|
Lukman
|
Waqor
|
Haris
|
Fadkhu
|
||
1.
|
Lebar maksimum ibu jari ke kelingking
|
21
|
20
|
22
|
22
|
21
|
2.
|
Diameter genggam
|
4.2
|
4.1
|
4.3
|
4.1
|
4.0
|
3.
|
Tebal telapak tangan sampai ibu jari
|
3.5
|
3.8
|
3.6
|
3.4
|
3.5
|
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)
4.2
Pengolahan Data Secara Manual
Pengolahan data antropometri ini menggunakan data
manual. Hasil dari perhitungan ini akan digunakan untuk mencari dimensi dari pintu
yang akan dibuat. Berikut ini merupakan perhitungan data manual dimensi produk
berdasarkan data antropometri yang telah di ambil.
Tabel 4.5 Data Yang Digunakan Untuk Perhitungan
No.
|
Dimensi
|
Simbol
|
Pengguna Desain
|
1.
|
Tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertical keatas dan berdiri tegak
|
Tptv
|
Digunakan untuk ukuran tinggi pintu
|
2.
|
Tinggi mata pada posisi duduk
|
Tmpd
|
Digunakan untuk ukuran lebar pintu
|
3.
|
Tingg tubuh posisi berdir tegak
|
Ttpb
|
Digunakan untuk ukuran tinggi dalam atau hiasan
pintu
|
4.
|
Tinggi bahu pada posisi duduk
|
Tbpd
|
Digunakan untuk ukuran lebar dalam atau hiasan
pintu
|
5.
|
Lebar maksimum ibu jari ke kelingking
|
Lmjk
|
Digunakan untuk ukuran tinggi pegangan pintu
|
6.
|
Diameter genggam
|
Dg
|
Digunakan untuk ukuran tebal pegangan atau diameter
pegangan pintu
|
7.
|
Tebal telapak tangan sampai ibu jari
|
Ttij
|
Digunakan untuk ukuran tebal pintu
|
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)
4.3
Perhitungan Data Antropometri
a.
Data tinggi pergelangan tangan posisitangan vertical keatas dan berdiri tegak.
1). Tptv =
190 + 186 + 188 + 186 + 185
= 935 cm
2). Mean (
)



= 

= 187 cm
3).
Standar deviasi (
)



= 


=

= 

= 

= 2 cm
4). Persentil 5% = mean –
1.645 (
)

= 187 – 1.645 ( 2 )
= 187
–
3.29
= 183.71 cm
5). Persentil 50% =
187 cm
6).
Persentil 95% = mean +
1.645 (
)

=
187 + 1.645 ( 2 )
=
187 + 3.29
= 190.29 cm
b.
Tinggi mata pada posisi duduk.
1). Tmpd = 78 + 74 + 77 + 72 +
76
= 377 cm
2). Mean (
)



=


= 75.4 cm
3).
Standar deviasi (
)



= 


=

= 

= 

= 2.4 cm
4). Persentil 5% = mean –
1.645 (
)

= 75.4 – 1.645 ( 2.4 )
= 75.4 –
3.948
= 71.45 cm
5). Persentil 50% = 75.4 cm
6).
Persentil 95% = mean +
1.645 (
)

=
75.4 +
1.645 ( 2.4
)
=
75.4 + 3.948
= 79.35 cm
c.
Tinggi tubuh posisi berdiri
tegak.
1). Ttpb = 167 +
164 + 166 + 161 + 163
= 821 cm
2). Mean (
)



=


= 164.2 cm
3).
Standar deviasi (
)



=


=

= 

= 

=
1.8
cm
4). Persentil 5% = mean – 1.645 (
)

= 164.2
–
1.645 ( 1.8
)
= 164.2 –
2.961
= 161.24 cm
5). Persentil 50% = 164.2 cm
6).
Persentil 95% = mean + 1.645 (
)

=
164.2 + 1.645 ( 1.8 )
=
75.4 + 2.961
= 167.16 cm
d.
Tinggi bahu pada posisi duduk.
1). Tbpd = 63 + 62
+ 63 + 59 + 61
= 308 cm
2). Mean (
)



=


= 61.6 cm
3).
Standar deviasi (
)



=


=

= 

= 

=
1.7
cm
4). Persentil 5% = mean – 1.645 (
)

= 61.6
– 1.645 ( 1.7 )
=
61.6 – 2.79
=
58.81 cm
5). Persentil 50% = 61.6 cm
6).
Persentil 95% = mean + 1.645 (
)

=
61.6 +
1.645 ( 1.7
)
=
75.4 + 2.79
= 64.39 cm
e.
Lebar maksimum ibu jari ke
kelingking
1). Lmjk = 21 +
20 + 22 + 22 + 21
= 106 cm
2). Mean (
)



=


= 21.2 cm
3).
Standar deviasi (
)



=


=

= 

= 

=
0.8
cm
4). Persentil 5% = mean – 1.645 (
)

= 21.2
– 1.645 ( 0.8 )
=
21.2 – 1.316
=
19.88 cm
5). Persentil 50% = 21.2 cm
6).
Persentil 95% = mean + 1.645 (
)

=
21.2 +
1.645 ( 0.8
)
=
21.2 +
1.316
= 22.52 cm
f.
Diameter genggam
1). Dg = 4.2 +
4.1 + 4.3 + 4.1 + 4.0
= 20.7 cm
2). Mean (
)



=


= 4.14 cm
3). Standar deviasi (
)



=


=

= 

= 

=
0.11
cm
4). Persentil 5% = mean –
1.645 (
)

= 4.14
–
1.645 ( 0.11
)
= 4.14 –
0.18
= 3.96 cm
5). Persentil 50% = 4.14 cm
6).
Persentil 95% = mean +
1.645 (
)

=
4.14 +
1.645 ( 0.11
)
=
4.14 +
0.18
=4.32 cm
g.
Tebal telapak tangan sampai ibu
jari
1). Ttij = 3.5 +
3.8 + 3.6 + 3.4 + 3.5
= 17.8 cm
2). Mean (
)



=


= 3.56 cm
3). Standar deviasi (
)



=


=

=
=
=
0.15
cm


4) Persentil 5% = mean – 1.645 (
)

= 3.56
–
1.645 ( 0.15
)
= 3.56 –
0.25
= 3.31 cm
5). Persentil 50% = 3.56 cm
6).
Persentil 95% = mean +
1.645 (
)

=
3.56 +
1.645 ( 0.15
)
=
3.56 +
0.25
= 3.81 cm
Tabel
4.6 Hasil Perhitungan Data Antropometri
No.
|
Dimensi
|
Total
|
Mean
|
Standar Deviasi
|
Persentil 5%
|
Persentil 50%
|
Persentil 95%
|
1.
|
Tptv
|
935
|
187
|
2
|
183.71
|
187
|
190.29
|
2.
|
Tmpd
|
377
|
75.4
|
2.4
|
71.45
|
75.4
|
79.35
|
3.
|
Ttpb
|
821
|
164.2
|
1.8
|
161.24
|
164.2
|
167.16
|
4.
|
Tbpd
|
308
|
61.6
|
1.7
|
58.81
|
61.6
|
64.39
|
5.
|
Lmjk
|
106
|
21.2
|
0.8
|
19.88
|
21.2
|
22.52
|
6.
|
Dg
|
20.7
|
4.14
|
0.11
|
3.96
|
4.14
|
4.32
|
7.
|
Ttij
|
17.8
|
3.56
|
0.15
|
3.31
|
3.56
|
3.81
|
Sumber :
Diolah oleh penulis (2014)
4.4 Perancangan Sistem Kerja

Gambar 4.1 Produk Pintu Tampak Depan


Gambar 4.2 Produk Pintu Tampak Isometri
BAB
V
PEMBAHASAN
DAN ANALISA
5.1
Pembahasan
Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk menentukan ukuran dimensi tubuh pada setiap manusia. Data
antropometri yang di dapat akan digunakan untuk perancangan produk pintu. Hal
ini di tunjukan agar produk tersebut dapat berfungsi dengan baik bagi setiap
orang yang menggunakannya. Pembahasan yang dilakukan pada bab 5 ini meliputi
deskrisi produk, data antropometri yang digunakan, analisa produk dan analisa perbandingan
produk.
5.2
Deskripsi produk
Produk yang akan dirancang pada saat praktikum Analisis
Perancangan Kerja dan Ergonomi ini adalah Pintu. pengertian pintu
adalah tempat untuk masuk dan keluar dari suatu tempat atau bangunan maka
fungsi dan keberadaannya sangat diperlukan sebagai media penghubung (antara).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fungsi pintu pada dasarnya adalah
sebagai penghubung antar-ruang yang saling terpisahkan secara permanen.
Selain fungsi di atas, pintu juga berfungsi sebagai penjaga privasi serta keamanan sebuah rumah. Pintu kamar misalnya, berguna untuk menjaga privasi dan keamanan penghuni kamar tersebut.
Selain fungsi di atas, pintu juga berfungsi sebagai penjaga privasi serta keamanan sebuah rumah. Pintu kamar misalnya, berguna untuk menjaga privasi dan keamanan penghuni kamar tersebut.
Proses perancangan pintu merupakan kegiatan untuk melihat
efisien dari pengguna pintu yang akan dirancang dengan membandingkan pintu yang
sebelumnya. Jika ingin merancang pintu maka pintu tersebut dirancang dengan
menggunakan batasan dengan menggunakan data persentil 5% dan 95% yang berarti
pintu tersebut layak untuk digunakan sebagian orang karena menyesuaikan ukuran
rata-rata dari mahasiswa program Studi Teknik Industri.
5.3 Data Antropometri yang Digunakan
Berdasarkan data antropometri yang telah diperoleh dengan
melakukan pengukuran dimensi tubuh terhadap 5 orang, ditentukan beberapa
dimensi yang akan di gunakan untuk membuat pintu. Tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertical keatas dan berdiri tegak, Tinggi mata pada posisi duduk, Tinggi tubuh posisi berdiri tegak, Tinggi bahu pada posisi duduk, Lebar maksimum ibu jari ke kelingking, Diameter genggam dan Tebal telapak tangan sampai ibu jari.
5.4 Analisa Produk
Agar produk pintu yang dibuat dapat memberikan rasa aman
dan nyaman bagi pengguna, maka harus di perhatikan ukuran-ukuran dimensi dari
para pengguna. Mempertimbangkan ukuran yang akan dipakai dalam proses pembuatan
produk, maka di tentukan ukuran dengan menggunakan persentil 5% dan 95%.
Penentuan perancangan ukuran produk pintu yang dibuat adalah menghitung nilai
persentil dari dimensi-dimensi yang dipakai, dengan mempertimbangkan populasi
yang akan menggunakan produk tersebut.
Dimensi tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertical keatas dan berdiri tegak digunakan untuk ukuran tinggi pintu menggunakan persentil
95% yaitu sebesar 190.29 , tinggi mata pada posisi duduk digunakan untuk ukuran lebar pintu menggunakan persentil 95% yaitu
sebesar 79.35, tinggi tubuh posisi berdiri tegak digunakan untuk ukuran tinggi dalam atau hiasan pintu menggunakan
persentil 95% yaitu sebesar 167.16, tinggi bahu pada posisi duduk digunakan untuk ukuran lebar dalam atau hiasan pintu menggunakan
persentil 95% yaitu sebesar 64.39, lebar maksimum ibu jari ke kelingking digunakan untuk ukuran tinggi pegangan
pintu menggunakan persentil 95% yaitu sebesar 22.52, diameter genggam
digunakan untuk ukuran tebal pegangan atau diameter pegangan pintu menggunakan
persentil 5% yatu sebesar 3.96, tebal telapak tangan sampai ibu jari digunakan untuk ukuran tebal
pintu menggunakan persentil 95% yaitu sebesar 3.81.
Dimensi-dimensi diatas diperlukan untuk
memberikan kenyamanan karena dimensi tersebut merupakan bagian tubuh yang
bergerak pada saat menggunakan pintu.
5.5 Analisa Perbandingan Produk
Produk pintu yang
dirancang sudah ada perbandingan yang tidak terlalu berbeda dengan pintu lain. Tapi
produk pintu yang dirancang hanya simpel.
Pada
perancangan sistem kerja dan ergonomi ini
dapat dilihat bahwa hasil dari perhitungan baik dengan cara menentukan perancangan produk hampir
memiliki hasil perhitungan
yang memiliki tingkat ketelitian yang sempurna
dibandingkan dengan cara kita menentukan secara asal-asalan tanpa
memperhitungkan kelayakan dan kenyamanan
produk bagi pengguna.
BAB
VI
KESIMPULAN
DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum modul tentang Antropometri kami menyimpulkan bahwa:
a.
Antropometri adalah ilmu yang
mempelajari tentang bentuk dan ukuran tubuh manusia.
b.
Pengukuran
dengan antropometri dilakukan agar tercapai suatu kondisi
yang enak, nyaman, aman, dan sehat bagi manusia dan tentunya juga dapat
menciptakan kondisi kerja yang efisien dengan hasil yang efektif atau dengan
kata lain adalah untuk mencapai keadaan yang ergonomis.
c. Data
antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan
dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan
mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.
d.
Dimensi tinggi pintu, lebar pintu, bagian dalam pintu,
tebal pintu, dan panjang pegangan pintu menggunakan persentil 95% dan tebal
atau diameter pegangan pintu menggunakan persentil 5%.
e. Dimensi-dimensi diatas diperlukan untuk
memberikan kenyamanan karena dimensi tersebut merupakan bagian tubuh yang
bergerak pada saat menggunakan pintu.
6.2 Saran
Pada praktikum modul ini tentang Antropometri
kami memberi saran:
a.
Dalam waktu
pengukuran di harapkan bisa tertib antara kelompok satu dan yang lain agar bisa
mendapatkan hasil yang maksimal.
b.
Sistematika
penulisan sebelum mahasiswa melakukan praktikum sudah di gandakan atau
disiapkan sesuai berapa banyaknya kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya agar
antara kelompok satu dengan yang lainya tidak saling berebutan dan suasana
tersebut kondusif sebagai mana mestinya.
wah ngebantu banget, ini yang saya cari cara perhitungan data antropometri. bisa minta file laporannya ke email saya? disini gambar nya gak terlihat, tolong kirim ke maulinda.afriyana@yahoo.com terimakasih:)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete