Tuesday, 29 September 2015

MAKALAH ANTROPOMETRI DENGAN METODE ERGONOMI



BABI
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Didalam kehidupan aktifitas sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan dalam sebuah data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu menjadi suatu data yang mudah dibaca dan dianalisa, akan tetapi bagaimana penyajian data yang kita dapat tentunya  berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penyaji data.
                   Antropometri merupakan ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu atau kelompok.
                   Jadi, secara luas antropometri dapat digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan (design) produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia.
Pada dasarnya antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia, ukuran tubuh manusia bervariasi berdasarkan umur, jenis kelamin, suku bangsa, bahkan kelompok pekerjaan, antropometri interaksi antara ruang dengan manusia secara dimensional dapat menimbulkan dampak antropometris, yaitu kesesuaian dimensi-dimensi ruang terhadap dimensi tubuh manusia.

1.2     Tujuan Praktikum
Dalam pembahasan laporan ini tujuan pada laporan praktikum antropometri yaitu :
a.    Untuk mengetahui ukuran-ukuran pada saat tubuh dalam keadaan diam atau posisi diam atau tidak bergerak.
b.    Untuk mengetahui ukuran-ukuran dimensi tubuh dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak.
c.    Agar kita dapat mengerti proses-proses mengukur pada saat tubuh dalam keadaan tidak bergerak atau pada saat tubuh bergerak.

1.3     Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil laporan praktikum antropometri ini yaitu :
a.    Dapat membuat laporan praktikum antropometri dengan benar.
b.   Dapat megetahui proses-proses mengukur tubuh dalam keadaan bergerak atau tidak bergerak.
c.    Bisa menjadi sarana belajar bagi mahasiswa calon jenjang strata satu (S.1).

1.4     Batasan Masalah
Batasan masalah laporan praktikum antropometri ini adalah :
a.    Mengukur pada saat tubuh diam atau tidak bergerak.
b.    Mengukur dimensi tubuh dalam berbagai posisi tubuh yang sedang  bergerak.
c.     Membuat laporan praktikum antropometri.

1.5       Sistematika Penulisan
BAB I             PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan praktikum, manfaat praktikum, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II                        LANDASAN TEORI
Berisi tentang latar belakang, landasan teori, aplikasi data antropometri perancangan produk atau fasilitas kerja, penyebab variabilitas, metode ergonomi, aplikasi atau penerapan ergonomi, dan rumus-rumus perhitungan antropometri.
BAB III          METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan tentang flowchart, alat dan bahan, prosedur praktikum, dan penjelasan flowchart.



BAB IV          PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang pengamatan data antropometri, pengolahan data secara manual, perhitungan data antropometri, dan perancangan sistem kerja.
BAB V            PEMBAHASAN DAN ANALISA
Berisi tentang pembahasan, deskripsi produk, data antropometri yang digunakan, analisa produk, dan analisa perbandingan produk.
BAB VI          KESIMPULAN DAN SARAN
            Berisi tentang kesimpulan atau rangkuman yang menjelaskan tentang kandungan dari praktikum dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



                    BAB II
                        LANDASAN TEORI

2.1         Latar Belakang
                   Antropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran, sehingga antropometri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh dan aplikasi yang menyangkut geometri fisik, masa dan kekuatan tubuh manusia. Pengukuran anthropometri berdasarkan posisi tubuh, terbagi atas  Antropometri Statis, disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standart dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini dikenal dengan pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension). Antropometri Dinamis (pengukuran dimensi fungsional tubuh) dalam pengukuran antropometri dinamis dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan.
                   Dalam setiap produk pada umumnya agak kurang memperhatikan dimensi yang dipakai pada alat yang tersebut. Sering terjadi ketidaknyamanan setelah memakai alat yang digunakan oleh masyarakat umum. Desain ulang produk yang mengalami masalah tersebut adalah sebuah langkah perbaikan agar mendapatkan kondisi alat yang sesuai dengan pemakaian pada ukuran standart yang ada.
                   Produk yang akan didesain ulang yaitu pintu rumah. Diantara produk tersebut sering dijumpai ketidak nyamanan yang dirasakan oleh pemakai. Diharapkan dengan desain ulang produk ini akan menjadi lebih baik dan mampu memberikan kenyamanan pada pemakai.

2.2         Landasan Teori
a.    Ergonomi
                   Kata ergonomi berasal dari dua kata yang berbahasa Latin, yaitu ergos yang artinya kerja dan nomos yang berarti hukum atau aturan. Ergonomi adalah disiplin keilmuan yang berkaitan dengan perancangan peralatan dan fasilitas kerja yang memperhatikan aspek-aspek manusia sebagai pemakainya. Disiplin ilmu dasar ergonomi meliputi psikologi, ilmu kognitif, fisiologi, biomekanika, aplikasi antropometri fisik, dan sistem teknik industri. Dengan demikian ergonomi melihat permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu sistem dengan pemecahan-pemecahan masalahnya melalui proses pendekatan sistem. Konsep ergonomi sendiri berfokus pada prinsip fit the task to the person. Oleh karena itu beberapa aplikasi dari ilmu ergonomi dapat dilihat pada berbagai proses perancangan produk ataupun operasi kerja. Contoh dari aplikasi ilmu ergonomi pada perancangan produk pintu rumah yang disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia.
b.    Antropometri
                   Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan ukuran tubuh manusia. Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan seperti perancangan lingkungan kerja (workplaces), fasilitas kerja, dan lain-lain agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi ukuran anggota tubuh manusia yang akan menggunakannya. Hal ini dilakukan agar tercapai suatu kondisi yang enak, nyaman, aman, dan sehat bagi manusia dan tentunya juga dapat menciptakan kondisi kerja yang efisien dengan hasil yang efektif atau dengan kata lain adalah untuk mencapai keadaan yang ergonomis. Antropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara lebih luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja (work station), perancangan alat kerja dan perancangan lingkungan fisik. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.
Gambar 2.1 Antropometri Tubuh Manusia

Tabel 2.1 Antropometri Tubuh Manusia
No.
Dimensi Tubuh
Simbol
1
Tinggi tubuh posisi berdiri tegak
Ttpb
2
Tinggi mata
Tm
3
Tinggi bahu
Tb
4
Tinggi siku
Ts
5
Tinggi genggam tangan pada posisi duduk
Tgtd
6
Tinggi badan pada posisi duduk
Tbd
7
Tinggi mata posisi duduk
Tmpd
8
Tinggi bahu pada posisi duduk
Tbpd
9
Tinggi siku posisi duduk
Tspd
10
Tebal paha
Tp
11
Jarak dari pantat ke lutut
Jpl
12
Jarak dari lipat lutut ke pantat
Jllp
13
Tinggi lutut
Tl
14
Tinggi lipat lutut
Tll
15
Lebar bahu
Lb
16
Lebar panggul
Lp
17
Tebal dada
Td
18
Tebal perut
Tep
19
Jarak dari siku ke ujung jari
Jsuj
20
Lebar kepala
Lk
21
Panjang tangan
Pt
22
Lebar tangan
Lt
23
Jarak bentang dari ujung tangan kanan ke kiri
Jbkk
24
Tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertikal ke atas dan
Tptv
berdiri tegak
25
Tinggi pergelangan tangan vertikal ke atas dan duduk
Tpvd
26
Jarak genggam tangan ke punggung pada posisi duduk
Jgpd
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2014)
Gambar 2.2 Antropometri Tangan


Tabel 2.2 Antropometri Tangan
No.
Dimensi Tangan
Simbol
1
Panjang tangan
Pata
2
Panjang telapak tangan
Ptt
3
Panjang ibu jari
Pij
4
Panjang jari telunjuk
Pjt
5
Panjang jari tengah
Pajt
6
Panjang jari manis
Pjm
7
Panjang jari kelingking
Pjk
8
Lebar ibu jari
Lij
9
Tebal ibu jari
Tij
10
Lebar jari telunjuk
Ljt
11
Tebal jari telunjuk
Tjt
12
Lebar telapak tangan
Ltt
13
Lebar telapak tangan (sampai ibu jari)
Lttj
14
Lebar telapak tangan minimum
Lttm
15
Tebal telapak tangan
Ttt
16
Tebal telapak tangan sampai ibu jari
Ttij
17
Diameter genggam
Dg
18
Lebar maksimum ibu jari ke kelingking
Lmjk
19
Lebar fungsional
Lf
20
segi empat minimum yang dapat dilewati telapak tangan
Semt
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)

2.3     Aplikasi Data Antropometri Perancangan Produk atau Fasilitas Kerja
                   Data antropometri untuk berbagai ukuran anggota tubuh baik yang diukur dalam posisi tetap (structural body dimension) ataupun posisi bergerak dinamis sesuai dengan fungsi yang bisa dikerjakan oleh anggota tubuh tersebut (functional body dimension) dan dikelompokan berdasarkan nilai persentil dari populasi tertentu akan sangat bermanfaat untuk menentukan ukuran-ukuran yang harus diakomodasikan pada saat perancangan sebuah produk, fasilitas kerja maupun stasiun kerja. Persoalan yang paling mendasar dalam mengaplikasikan data antropometri dalam proses perancangan adalah bagaimana bisa menemukan dimensi ukuran yang paling tepat untuk rancangan yang ingin dibuat agar bisa mengakomodasikan mayoritas dan potensial populasi yang akan menggunakan atau mengoperasikan hasil rancangan tersebut. Dalam hal ini ada dua dimensi rancangan yang akan dijadikan dasar menentukan minimum dan maksimum ukuran yang umum ingin ditetapkan, yaitu:
a.    Dimensi jarak ruangan (clearance dimensions), yaitu dimensi yang diperlukan untuk menentukan minimum ruang (space) yang diperlukan orang untuk dengan leluasa melaksanakan aktivitas dalam sebuah stasiun kerja baik pada saat mengoperasikan maupun harus melakukan perawatan dari fasilitas kerja yang ada. Jarak ruangan (clearance) dalam hal ini dirancang dengan menetapkan dimensi ukuran rata-rata tubuh dari populasi pemakai yang diharapkan. Sebagai contoh pada saat kita merancang ukuran panjang dan lebar pintu rumah, maka disini dimensi ukuran panjang dan lebar pintu rumah akan ditentukan berdasarkan data antropometri.
b.    Dimensi jarak jangkauan (reach dimension), yaitu dimensi yang diperlukan untuk menentukan maksimum ukuran yang harus ditetapkan agar mayoritas populasi akan mampu menjangkau dan mengoperasikan peralatan kerja yaitu pegangan pintu secara mudah dan tidak memerlukan usaha (effort) yang terlalu memaksa. Disini jarak jangkauan akan ditetapkan berdasarkan ukuran rata-rata tubuh dari populasi pemakai yang diharapkan.
                   Berdasarkan dua dimensi rancangan tersebut diatas dan untuk mengaplikasikan data antropometri agar bisa menghasilkan rancangan produk, fasilitas maupun stasiun kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh dari populasi pemakai terbesarnya (fitting the task to the man); maka ada tiga filosofi dasar perancangan yang bisa dipilih sesuai dengan tuntutan kebutuhannya yaitu:
a.     Rancangan untuk ukuran rata-rata (design for average), yang banyak dijumpai dalam perancangan produk atau fasilitas yang dipakai untuk umum (public facilities) seperti pintu rumah dan fasilitas umum lainnya yang akan dipakai oleh orang banyak.
b.    Rancangan untuk ukuran ekstrim (design for extreem), yang ditujukan untuk mengakomodasikan mereka yang memiliki ukuran yang terkecil atau yang terbesar (dipilih salah satu) dengan oritentasi mayoritas populasi akan bisa terakomodasi oleh rancangan yang dibuat.
c.    Rancangan untuk ukuran yang bergerak dari satu ekstrim ke ekstrim ukuran yang lain (design for range), yang diaplikasikan untuk memberikan fleksibilitas ukuran (karena ukuran mampu diubah-ubah) sehingga mampu digunakan oleh mereka yang memiliki ukuran tubuh terkecil maupun yang terbesar (biasanya akan memakai ukuran dari range percentile 5th dan 95th).
                   Selanjutnya untuk mengaplikasikan data antropometri dalam proses perancangan ada beberapa langkah dan sistematika prosedur yang harus ditempuh yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.    Tentukan terlebih dahulu mayoritas (potensi) dari populasi yang diharapkan akan memakai atau mengoperasikan produk atau fasilitas rancangan yang akan dibuat (seperti yang dilakukan dalam langkah penetapan target dan segmentasi pasar).
b.    Tentukan proporsi dari populasi (percentile) yang harus diikuti.
c.    Tentukan bagian-bagian tubuh dan dimensinya yang akan terkait dengan rancangan yang dibuat.
d.   Tentukan prinsip ukuran yang harus diikuti apakah rancangan tersebut untuk ukuran ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel (range), ataukah menggunakan ukuran rata-rata.
e.    Aplikasikan data antropometri yang sesuai dan tersedia.
                   Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik fisik maupun non fisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. Dalam membuat suatu rancangan produk, perlu mengetahui karakteristik perancangan dan perancangnya. Beberapa karakteristik perancangan adalah sebagai berikut:
a.    Berorientasi pada Tujuan
b.     variform
                   suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang mungkin tidak terbatas, tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang akan diambil.
c.    pembatas
                   Dimana pembatas ini membatasi jumlah solusi pemecahan, antara lain :
1.    Hukum Alam: ilmu fisika, ilmu kimia, dan seterusnya.
2.    Ekonomis: pembiayaan atau ongkos dalam menetralisir rancangan yang telah dibuat.
3.    Pertimbangan Manusia: sifat, keterbatasan, dan kemampuan manusia dalam merancang dan memakainya.
4.    Faktor Legalisasi: mulai dari model, bentuk sampai dengan hak cipta.
5.    Fasilitas Produksi: sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menciptakan rancangan yang telah dibuat.
6.    Evolutif: berkembang terus atau mampu mengikuti perkembangan zaman.
7.    Perbandingan Nilai: membandingkan dengan tatanan nilai yang telah ada.
                   Sedangkan karakteristik perancang merupakan karakteristik yang harus dipunyai oleh seorang perancang, antara lain :
a.    Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi masalah
b.    Memiliki imajinasi untuk meramalkan masalah yang mungkin akan timbul
c.    Berdaya cipta
d.   Mempunyai kemampuan untuk menyederhanakan persoalan
e.    Mempunyai keahlian dalam bidang rancangan yang dibuat
f.     Dapat mengambil keputusan terbaik berdasarkan analisa dan prosedur yang benar
g.    Mempunyai sifat yang terbuka terhadap kritik dan saran dari orang lain
                   Hasil rancangan yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi si pemakai. Oleh karena itu, rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan faktor manusia sebagai pemakainya. Faktor manusia ini diantaranya dipelajari dalam ergonomi (antropometri). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu rancangan selain faktor manusia, antara lain:
a.    Analisa Teknik
                   Banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan, kekerasan dan seterusnya. analisis teknik sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari apa yang tampak dalam sebuah produk. Analisis teknik dapat di pergunakan pada teknik kuantitatif maupun kualitatif, tergantung pada sisi mana peneliti memanfaatkannya.
b.    Analisa Ekonomi
                   Berhubungan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh. Analisis ekonomi merupakan salah satu analisis yang digunakan pada model teknik fundamental. Analisis ini cenderung digunakan untuk mengetahui keadaan-keadaan yang bersifat makro dari suatu keadaan ekonomi. Kebijakan moneter dapat memengaruhi return saham yang diterima dikarenakan oleh besar kecilnya tingkat jumlah uang yang beredar. Ketika jumlah uang yang beredar semakin tinggi, maka terdapat kecenderungan meningkatnya kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan mendapatkan supply uang yang lebih tinggi dari biasanya. Ketika supply uang tinggi, maka kegiatan operasional yang bersifat profit oriented juga akan meningkat dan otomatis akan membuat laba perusahaan meningkat pula. Hal ini pada gilirannya nanti akan meningkatkan return saham dari perusahaan yang bersangkutan.
c.    Analisa Pemasaran
                   Berhubungan dengan jalur distribusi produk atau hasil rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen. Pemasaran adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Definisi lain menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda yang menambah nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang atau jasa  dari tangan produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi pemasaran. Apabila pemasar melakukan pekerjaan dengan baik untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga yang tepat, mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut.
d.   Analisa Nilai
                        Analisa nilai adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak ada gunanya (tidak perlu).
                   Terdapat tiga tipe-tipe perancangan, yaitu :
a.    Perancangan untuk pemakaian nilai ekstrim.
Contohnya: data dengan persentil ekstrim minimum 5% dan data ekstrim maksimum 95%.
b.    Perancangan pemakaian nilai rata-rata.
Contohnya: data dengan persentil 50%.
c.    Perancangan untuk pemakaian yang dapat disesuaikan.

2.4         Penyebab Variabilitas
                   Perbedaan antara suatu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan oleh beberapa faktor-faktor ,yaitu keacakan, jenis kelamin, suku bangsa, usia, jenis pekerjaan, faktor kehamilan pada wanita, cacat tubuh secara fisik. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi data anthropometri yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam membuat perancangan suatu produk.

a.    Keacakan
                   Dalam butir pertama ini walau pun telah terdapat dalam suatu kelompok populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku bangsa, kelompok usia dan pekerjaan, namun masih akan ada perbedaan yang masih cukup signifikan antara berbagai masyarakat.
b.    Jenis Kelamin
                   Secara distribusi statistika ada perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi tubuh pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara mean (rata-rata) dan nilai perbedaan ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita, oleh karenanya data antropometri untuk dua jenis kelamin tersebut selalu disajikan terpisah.
c.    Suku Bangsa
                   Variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya terutama karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana yaitu dengan meningkatnya jumlah penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke Australia, untuk mengisi satuan jumlah angkatan kerja. Maka akan mempengaruhi antropometri nasional.
d.   Usia
                   Beberapa kelompok usia telah menjadi hal yang penting dalam masalah antropometri. Berikut ini kelompok usia yang digolongkan dalam masalah antropometri, yaitu:
1.    Balita
2.    Anak-anak
3.    Remaja
4.    Dewasa
5.    Lanjut usia
                   Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk antropometri anak-anak. Antropometri akan cendrung terus meningkat sampai batas usia dewasa, namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mepunyai kecendrungan untuk menurun yang antara lain disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang. Selain itu juga berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki.
e.    Jenis Pekerjaan
                         Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persaratan dalam seleksi karyawan. Seperti misalnya: buruh dermaga adalah harus mepunyai postur yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya.
f.     Faktor Kehamilan Pada Wanita
                   Faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisa perancangan produk (APP) dan anlisa perancangan kerja (APK). 
g.    Cacat Tubuh Secara Fisik
                   Suatu perkembangan yang sangat menggembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan kesamaan dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi didalam pelayanan untuk masyarakat.

2.5         Metode Ergonomi
`                  Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-metode tersebut antara lain:
a.    Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
b. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi pintu, letak pencahayaan yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
c. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan tidak muat atau terlalu sempit sehingga desain pintu diambil rata-rata dari sampel. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
                   Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:
a.    Bekerja dalam posisi atau postur normal
b.    Mengurangi beban berlebihan
c.    Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan
d.   Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh
e.    Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan
f.     Minimalisasi gerakan statis
g.    Minimalisasikan titik beban
h.    Mencakup jarak ruang
i.      Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
j.      Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja
k.    Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti
l.      Mengurangi stres.

2.6         Aplikasi atau Penerapan Ergonomi
                   Dalam lapangan kerja, ergonomi ini juga mempunyai peranan yang cukup besar. Semua bidang pekerjaan selalu menggunakan ergonomi. Ergonomi ini diterapkan pada dunia kerja supaya pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka produktivitas kerja diharapkan menjadi meningkat.


                   Prinsip – prinsip penerapan ergonomi dari data antropometri adalah:
a.    Prinsip perancangan bagi individu dengan ukuran ekstrim.
                   Berdasarkan prinsip ini, rancangan yang dibuat bisa digunakan oleh individu ekstrim yaitu terlalu lebar/tinggi atau sempit dibandingkan dengan rata- ratanya agar memenuhi sasaran.
b.    Prinsip perancangan yang bisa disesuaikan.
                   Disini, rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel untuk diaplikasikan pada berbagai ukuran tubuh (berbagai populasi). Dengan menggunakan prinsip ini maka kita dapat merancang produk yang dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen. Misalnya sebuah pintu.
c.    Prinsip perancangan dengan ukuran rata-rata.
                   Rancangan didasarkan atas rata-rata ukuran manusia. Prinsip ini dipakai jika peralatan yang didesain harus dapat dipakai untuk berbagai ukuran tubuh manusia. Desain dengan prinsip ini dapat dikatakan perancangan dengan persentil 50. Masalahnya adalah bahwa dapat dikatakan sangat sedikit atau tidak ada yang namanya individu rata-rata sehingga perancangan berdasarkan prinsip ini memerlukan kajian yang lebih mendalam lagi.

2.7         Rumus-rumus Perhitungan Antropometri
a.    Mean / rata-rata ( )
                   Rata-rata adalah perbandingan antara jumlah nilai data dengan banyak data. Jika suatu data terdiri atas x1, x2, x3, ..., xn maka rata-rata data tersebut dirumuskan sebagai berikut.
 =
Dengan:
  = mean/rata-rata
n   = banyak data
xi  = nilai data ke-i     
b.    Standar Deviasi (Simpangan Baku)
                   Untuk mencari simpangan baku atau standar deviasi ( ), maka digunakan rumus sebagai berikut:
 =
Dengan:
     = standar deviasi (simpangan baku)
xi     = nilai data ke-i
    = mean/rata-rata
n        = banyaknya data
c.  Persentil (5%, 50%, 95%)
                   Jika kumpulan data dibagi menjadi 100 bagian yang sama, maka didapat sembilan pembagi dan tiap pembagi dinamakan “PERSENTIL”. Tabel untuk mencari nilai persentil adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Distribusi Normal dan Perhitungan Persentil
Persentil
Calculation
1%
  - 2,325
2.5%
  - 1,960
5%
  - 1,645
10%
  - 1,280
50%
 
90%
  + 1,280
95%
  + 1,645
97.5%
  + 1,960
99%
  + 2,325
Sumber : Diolah dari materi kuliah ergonomi (2014)



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1     Flowchart
 

























Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)
3.2     Alat dan Bahan
a.    Peralatan yang digunakan:
1.    Antropometer
2.    Penggaris
3.    Jangka sorong
4.    Alat tulis
5.    Software Microsoft Office Word 2007
6.    Software AutoCAD 2007
b.    Subjek
                   Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban Program Studi Teknik Industri angkatan 2012 yang terdiri dari 5 orang laki-laki.
c.    Objek
                   Objek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebuah pintu.

3.3     Prosedur Praktikum
Praktikum ini merupakan praktikum antropometri yang dimulai pada tanggal 7 januari 2014. Praktikum ini bertempat di kompleks Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban, yang tepatnya pada Fakultas Teknik.

3.4         Penjelasan Flowchart
a.    Mulai
                   Mulai adalah awal untuk melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum melakukan penentuan produk.
b.    Penentuan Produk
                   Pertama kita tentukan produk yang akan kita jadikan penelitian lalu kita pilih pintu rumah sebagai bahan penelitian kita.
c.    Latar Belakang
Latar belakang merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang muncul. Latar belakang dapat ditulis dalam bentuk uraian atau poin-poin tertentu. Karena latar belakang merupakan dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai apa yang ingin disampaikan oleh peneliti.
d.   Observasi Lapangan
Istilah observasi berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”, lebih tepatnya memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan antara aspek yang muncul dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu.
                   Observasi lapangan merupakan langkah awal yang ditempuh peneliti dalam melakukan sebuah penelitian, dimana peneliti terjun ke lapangan untuk mencari serta mengumpulkan data yang dibutuhkan.
e. Studi Pustaka
Studi kepustakaan merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang diteliti. Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, ensiklopedia, dan sumber-sumber lainnya.
Studi kepustakaan tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian, karena teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya sebagai referensi. 
f. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah. Identifikasi masalah merupakan salah satu proses penelitian yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lainnya. Suatu masalah dalam sebuah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan menentukan apakah sebuah kegiatan bisa dikatakan penelitian atau bukan. Salah satu fungsi identifikasi masalah adalah agar peneliti dapat mengelompakkan data-data yang diteliti sehingga penelitian dapat berlangsung dengan baik.
g. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah pernyataan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya. Pernyataan-pernyataan tersebut yang akan menjadi arah kemana penelitian akan dibawa dan apa saja yang ingin dikaji oleh peneliti. Masalah yang dipilih adalah masalah yang researchable artinya masalah tersebut dapat diselidiki, sehingga sebuah penelitian dapat berlangsung.
h. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses penelitian, yang mana pada proses ini kegiatan yang dilakukan adalah mencatat hasil dari observasi secara langsung, biasanya data-data yang didapatkan akan disajikan dalam bentuk tabel, sehingga mempermudah peneliti.
i.   Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses penelitian, yang mana peneliti mengolah seperti halnya menghitung, dan lain sebagainya, sehingga memperoleh hasil yang tepat seperti yang diinginkan oleh peneliti. Adapun beberapa hal yang dihitung dalam penelitian ini adalah: mean, standar deviasi, persentil (5%, 50%, 95%).
j.   Analisa
Analisa bisa dikatakan sebagai proses rekapitulasi ulang hasil dari pengolahan data, baik yang dilakukan secara manual maupun software karena, pada bagian analisa akan dipelajari dari mana hasil tersebut diperoleh, serta dibandingkan hasil yang sudah dikerjakan, untuk memperoleh kualitas yang maksimal, yaitu: efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien bagi konsumen.
k. Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dan juga saran bagi penelitian agar dapat lebih baik untuk kedepannya.


l.   Selesai
                   Setelah kita melakukan penentuan produk, latar belakang, observasi lapangan, studi pustaka, identifikasi masalah, perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, analisa, dan kita tarik kesimpulan dan saran. Penelitian kita sudah selesai disini.


BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1     Pengamatan Data Antropometri
Tabel 4.1 Dimensi Antropometri Tubuh
No.
Diminsi Tubuh
Simbol
1
Tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertical keatas dan berdiri tegak
Tptv
2.
Tinggi mata pada posisi duduk
Tmpd
3.
Tinggi tubuh posisi berdiri tegak
Ttpb
4.
Tinggi bahu pada posisi duduk
Tbpd
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)

Tabel 4.2 Dimensi Antopometri Tangan
No.
Dimensi Tangan
Simbol
1.
Lebar maksimum ibu jari ke kelingking
Lmjk
2.
Diameter genggam
Dg
3.
Tebal telapak tangan sampai ibu jari
Ttij
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)
                  
Lembar Pengukuran Data Antropometri Statis
Tabel 4.3 Pengukuran Data Antropometri Tubuh
No
Data yang di ukur
Hasil Pengukuran
Rofik
Lukman
Waqor
Haris
Fadkhu
1.
Tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertical keatas dan berdiri tegak
190
186
188
186
185
2.
Tinggi mata pada posisi duduk
78
74
77
72
76
3.
Tinggi tubuh posisi berdiri tegak
167
164
166
161
163
4.
Tinggi bahu pada posisi duduk
63
62
63
59
61
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)

Tabel 4.4 Pengukuran Data Antropometri Tangan
No.
Data yang di ukur
Hasil Pengukuran
Rofik
Lukman
Waqor
Haris
Fadkhu
1.
Lebar maksimum ibu jari ke kelingking
21
20
22
22
21
2.
Diameter genggam
4.2
4.1
4.3
4.1
4.0
3.
Tebal telapak tangan sampai ibu jari
3.5
3.8
3.6
3.4
3.5
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)

4.2         Pengolahan Data Secara Manual
Pengolahan data antropometri ini menggunakan data manual. Hasil dari perhitungan ini akan digunakan untuk mencari dimensi dari pintu yang akan dibuat. Berikut ini merupakan perhitungan data manual dimensi produk berdasarkan data antropometri yang telah di ambil.

Tabel 4.5 Data Yang Digunakan Untuk Perhitungan
No.
Dimensi
Simbol
Pengguna Desain
1.
Tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertical keatas dan berdiri tegak
Tptv
Digunakan untuk ukuran tinggi pintu
2.
Tinggi mata pada posisi duduk
Tmpd
Digunakan untuk ukuran lebar pintu
3.
Tingg tubuh posisi berdir tegak
Ttpb
Digunakan untuk ukuran tinggi dalam atau hiasan pintu
4.
Tinggi bahu pada posisi duduk
Tbpd
Digunakan untuk ukuran lebar dalam atau hiasan pintu
5.
Lebar maksimum ibu jari ke kelingking

Lmjk
Digunakan untuk ukuran tinggi pegangan  pintu
6.
Diameter genggam
Dg
Digunakan untuk ukuran tebal pegangan atau diameter pegangan pintu
7.
Tebal telapak tangan sampai ibu jari

Ttij
Digunakan untuk ukuran tebal pintu
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)

4.3         Perhitungan Data Antropometri
a.         Data tinggi pergelangan tangan posisitangan vertical keatas dan berdiri tegak.
1). Tptv      = 190 + 186 + 188 + 186 + 185
                   = 935 cm
2). Mean  ()
                =
                    =
                    = 187 cm

3). Standar deviasi (  )
=
   =
  
=
=
=
= 2 cm

4). Persentil 5%   = mean – 1.645 (  )
= 187   – 1.645 ( 2 )
= 187    – 3.29
= 183.71 cm 
5). Persentil 50% = 187 cm
6). Persentil 95% = mean + 1.645 (  )
                                 = 187   + 1.645 ( 2 )
                                 = 187   + 3.29
                                 = 190.29 cm

b.         Tinggi mata pada posisi duduk.
1). Tmpd    = 78 + 74 + 77 + 72 + 76
                   = 377 cm
2). Mean  ()
                =
                   =
                   = 75.4 cm

3). Standar deviasi (  )
=
   =
  
=
=
=
= 2.4 cm

4). Persentil 5%   = mean – 1.645 (  )
= 75.4  – 1.645 ( 2.4 )
= 75.4   – 3.948
= 71.45 cm   
5). Persentil 50% = 75.4 cm
6). Persentil 95% = mean + 1.645 (  )
                                 = 75.4  + 1.645 ( 2.4 )
                                 = 75.4  + 3.948
                                 = 79.35 cm

c.         Tinggi tubuh posisi berdiri tegak.
1). Ttpb      = 167 + 164 + 166 + 161 + 163
                   = 821 cm
2). Mean  ()
                =
                   =
                   = 164.2 cm

3). Standar deviasi (  )
=
   =
  
=
=
=
= 1.8 cm

4). Persentil 5%   = mean   – 1.645 (  )
= 164.2 – 1.645 ( 1.8 )
= 164.2  2.961
= 161.24 cm 
5). Persentil 50% = 164.2 cm
6). Persentil 95% = mean  + 1.645 (  )
                                 = 164.2 + 1.645 ( 1.8 )
                                 = 75.4   + 2.961
                                 = 167.16 cm


d.        Tinggi bahu pada posisi duduk.
1). Tbpd     = 63 + 62 + 63 + 59 + 61
                   = 308 cm
2). Mean  ()
                =
                   =
                   = 61.6 cm

3). Standar deviasi (  )
=
   =
  
=
=
=
= 1.7 cm

4). Persentil 5%   = mean  – 1.645 (  )
= 61.6  – 1.645 ( 1.7 )
= 61.6  2.79
= 58.81 cm   
5). Persentil 50% = 61.6 cm
6). Persentil 95% = mean  + 1.645 (  )
                                 = 61.6   + 1.645 ( 1.7 )
                                 = 75.4   + 2.79
                                 = 64.39 cm

e.         Lebar maksimum ibu jari ke kelingking
1). Lmjk     = 21 + 20 + 22 + 22 + 21
                   = 106 cm
2). Mean  ()
                =
                   =
                   = 21.2 cm

3). Standar deviasi (  )
=
   =
  
=
=
=
= 0.8 cm

4). Persentil 5%   = mean   – 1.645 (  )
= 21.2   – 1.645 ( 0.8 )
= 21.2   1.316
= 19.88 cm   
5). Persentil 50% = 21.2 cm
6). Persentil 95% = mean  + 1.645 (  )
                                 = 21.2   + 1.645 ( 0.8 )
                                 = 21.2   + 1.316
                                 = 22.52 cm

f.          Diameter genggam
1). Dg         = 4.2 + 4.1 + 4.3 + 4.1 + 4.0
                   = 20.7 cm
2). Mean  ()
                =
                   =
                   = 4.14 cm

3). Standar deviasi (  )
=
   =
  
=
=
=
= 0.11 cm


4). Persentil 5%   = mean – 1.645 (  )
= 4.14 – 1.645 ( 0.11 )
= 4.14  0.18
= 3.96 cm     
5). Persentil 50% = 4.14 cm
6). Persentil 95% = mean + 1.645 (  )
                                 = 4.14  + 1.645 ( 0.11 )
                                 = 4.14  + 0.18
                                 =4.32 cm

g.         Tebal telapak tangan sampai ibu jari
1). Ttij        = 3.5 + 3.8 + 3.6 + 3.4 + 3.5
                   = 17.8 cm
2). Mean  ()
                =
                   =
                   = 3.56 cm

3). Standar deviasi (  )
=
   =
  
=
= = = 0.15 cm

4) Persentil 5%    = mean – 1.645 (  )
= 3.56 – 1.645 ( 0.15 )
= 3.56  0.25
= 3.31 cm     
5). Persentil 50% = 3.56 cm
6). Persentil 95% = mean + 1.645 (  )
                                 = 3.56  + 1.645 ( 0.15 )
                                 = 3.56  + 0.25
                                 = 3.81 cm

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Data Antropometri
No.
Dimensi
Total
Mean
Standar Deviasi
Persentil 5%
Persentil 50%
Persentil 95%
1.
Tptv
935
187
2
183.71
187
190.29
2.
Tmpd
377
75.4
2.4
71.45
75.4
79.35
3.
Ttpb
821
164.2
1.8
161.24
164.2
167.16
4.
Tbpd
308
61.6
1.7
58.81
61.6
64.39
5.
Lmjk
106
21.2
0.8
19.88
21.2
22.52
6.
Dg
20.7
4.14
0.11
3.96
4.14
4.32
7.
Ttij
17.8
3.56
0.15
3.31
3.56
3.81
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)









4.4     Perancangan Sistem Kerja
Gambar 4.1 Produk Pintu Tampak Depan
Gambar 4.2 Produk Pintu Tampak Isometri


BAB V
                                     PEMBAHASAN DAN ANALISA                                    

5.1     Pembahasan
Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran dimensi tubuh pada setiap manusia. Data antropometri yang di dapat akan digunakan untuk perancangan produk pintu. Hal ini di tunjukan agar produk tersebut dapat berfungsi dengan baik bagi setiap orang yang menggunakannya. Pembahasan yang dilakukan pada bab 5 ini meliputi deskrisi produk, data antropometri yang digunakan,  analisa produk dan analisa perbandingan produk.

5.2     Deskripsi produk
Produk yang akan dirancang pada saat praktikum Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi ini adalah Pintu. pengertian pintu adalah tempat untuk masuk dan keluar dari suatu tempat atau bangunan maka fungsi dan keberadaannya sangat diperlukan sebagai media penghubung (antara). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fungsi pintu pada dasarnya adalah sebagai penghubung antar-ruang yang saling terpisahkan secara permanen.
Selain fungsi di atas, pintu juga berfungsi sebagai penjaga privasi serta keamanan sebuah rumah. Pintu kamar misalnya, berguna untuk menjaga privasi dan keamanan penghuni kamar tersebut.
Proses perancangan pintu merupakan kegiatan untuk melihat efisien dari pengguna pintu yang akan dirancang dengan membandingkan pintu yang sebelumnya. Jika ingin merancang pintu maka pintu tersebut dirancang dengan menggunakan batasan dengan menggunakan data persentil 5% dan 95% yang berarti pintu tersebut layak untuk digunakan sebagian orang karena menyesuaikan ukuran rata-rata dari mahasiswa program Studi Teknik Industri.



5.3     Data Antropometri yang Digunakan
Berdasarkan data antropometri yang telah diperoleh dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh terhadap 5 orang, ditentukan beberapa dimensi yang akan di gunakan untuk membuat pintu. Tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertical keatas dan berdiri tegak, Tinggi mata pada posisi duduk, Tinggi tubuh posisi berdiri tegak, Tinggi bahu pada posisi duduk, Lebar maksimum ibu jari ke kelingking, Diameter genggam dan Tebal telapak tangan sampai ibu jari.

5.4     Analisa Produk
Agar produk pintu yang dibuat dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna, maka harus di perhatikan ukuran-ukuran dimensi dari para pengguna. Mempertimbangkan ukuran yang akan dipakai dalam proses pembuatan produk, maka di tentukan ukuran dengan menggunakan persentil 5% dan 95%. Penentuan perancangan ukuran produk pintu yang dibuat adalah menghitung nilai persentil dari dimensi-dimensi yang dipakai, dengan mempertimbangkan populasi yang akan menggunakan produk tersebut.
Dimensi tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertical keatas dan berdiri tegak digunakan untuk ukuran tinggi pintu menggunakan persentil 95% yaitu sebesar 190.29 , tinggi mata pada posisi duduk digunakan untuk ukuran lebar pintu menggunakan persentil 95% yaitu sebesar 79.35, tinggi tubuh posisi berdiri tegak digunakan untuk ukuran tinggi dalam atau hiasan pintu menggunakan persentil 95% yaitu sebesar 167.16, tinggi bahu pada posisi duduk digunakan untuk ukuran lebar dalam atau hiasan pintu menggunakan persentil 95% yaitu sebesar 64.39, lebar maksimum ibu jari ke kelingking digunakan untuk ukuran tinggi pegangan  pintu menggunakan persentil 95% yaitu sebesar 22.52, diameter genggam digunakan untuk ukuran tebal pegangan atau diameter pegangan pintu menggunakan persentil 5% yatu sebesar 3.96, tebal telapak tangan sampai ibu jari digunakan untuk ukuran tebal pintu menggunakan persentil 95% yaitu sebesar 3.81.

Dimensi-dimensi diatas diperlukan untuk memberikan kenyamanan karena dimensi tersebut merupakan bagian tubuh yang bergerak pada saat menggunakan pintu.

5.5     Analisa Perbandingan Produk
Produk pintu yang dirancang sudah ada perbandingan yang tidak terlalu berbeda dengan pintu lain. Tapi produk pintu yang dirancang hanya simpel.
Pada perancangan sistem kerja dan ergonomi ini dapat dilihat bahwa hasil dari perhitungan baik dengan cara menentukan perancangan produk hampir memiliki hasil perhitungan yang memiliki tingkat ketelitian yang  sempurna dibandingkan dengan cara kita menentukan secara asal-asalan tanpa memperhitungkan kelayakan  dan kenyamanan produk bagi pengguna.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1     Kesimpulan
Dari hasil praktikum modul tentang Antropometri kami menyimpulkan bahwa:
a.    Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan ukuran tubuh manusia.
b.    Pengukuran dengan antropometri dilakukan agar tercapai suatu kondisi yang enak, nyaman, aman, dan sehat bagi manusia dan tentunya juga dapat menciptakan kondisi kerja yang efisien dengan hasil yang efektif atau dengan kata lain adalah untuk mencapai keadaan yang ergonomis.
c.    Data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.
d.   Dimensi tinggi pintu, lebar pintu, bagian dalam pintu, tebal pintu, dan panjang pegangan pintu menggunakan persentil 95% dan tebal atau diameter pegangan pintu menggunakan persentil 5%.
e.    Dimensi-dimensi diatas diperlukan untuk memberikan kenyamanan karena dimensi tersebut merupakan bagian tubuh yang bergerak pada saat menggunakan pintu.

6.2     Saran
                   Pada praktikum modul ini tentang Antropometri kami memberi saran:
a.    Dalam waktu pengukuran di harapkan bisa tertib antara kelompok satu dan yang lain agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
b.   Sistematika penulisan sebelum mahasiswa melakukan praktikum sudah di gandakan atau disiapkan sesuai berapa banyaknya kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya agar antara kelompok satu dengan yang lainya tidak saling berebutan dan suasana tersebut kondusif sebagai mana mestinya.


2 comments:

  1. wah ngebantu banget, ini yang saya cari cara perhitungan data antropometri. bisa minta file laporannya ke email saya? disini gambar nya gak terlihat, tolong kirim ke maulinda.afriyana@yahoo.com terimakasih:)

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete